Bukan Saya yang Sebenar-benarnya

Setiap orang punya sisi gelap, sisi terang, sisi kanan, sisi kiri
Tapi mereka nggak punya satu sisi : SISI-pan
Karena SISI-pan hanyalah tambahan

23 Desember 2012

Tau Judul yang Pas?

Hai!!! Lama gak ngepost, jadi kangen {}!!
Udah masuk liburan semester menuju tahun baru nih, gimana kabar kalian semua (yang baca) ? Ngomong-ngomong udah pada bagi rapor ya? Huaaa gue belom >< makin deg-degan tau gak?!

Oiya, kalian denger isu-isu tentang kiamat tanggal 21-12-12 kan? Dan sekarang kalian tau kan kalo itu gak bener, lagi pula jangan percaya sama gituan! Musyrik! Fine, pindah topik lagi!!

"Gue bingung","bingung pegangan"-_- gue kesel kalo lagi bingung malah disuruh pegangan, emangnya mau jatoh? Bingung ya kasih ide kek. Lagian itu kata-kata dari siapa sih, sotoy banget wkwk ^o^

Lama juga gak nulis cerita-cerita lagi di blog, gimana cerita-ceria yang sebelumnya? About LOVE, pasti bosen ya? sama, gue juga! Kalo ngebahas tentang cinta itu gak akan selesai karena ceritanya muter-muter doang, mending fiksi yagak? Menantang! Doain ya biar bisa bikin cerita fiksi :)

Sumpah ya, sekarang tuh lagi gak jelas perasaannya gak nentu banget, kadang kesel, kadang enggak, kadang bosen, kadang enggak, mood maunya apaan coba? Mood itu lagi kangen sama SAHABAT KELAS   88!! Kangen banget sama mereka!! nyanyi bareng, ngaji bareng, pulang bareng, pergi bareng, jajan bareng, solat bareng, bareng-bareng semua... gak semua sih... tapi, pokoknya kangen masa-masa itu!


31 Agustus 2012

Hidup Itu...

Hidup itu... sulit. Hidup itu... penuh gejolak. Hidup itu... tidak datar. Hidup itu... masalah. Hidup itu... kebencian. Hidup itu... kebahagiaan. Hidup itu... indah. Hidup itu... cobaan. Hidup itu... sahabat. Hidup itu... cinta.

Semua terasa sulit melalui jalan hidup ini, dan kesulitan itu tidak pernah berakhir, ya aku tahu kalau hidup itu memang penih gejolak tapi apakah api tidak bisa dipadamkan? Namun jika api itu mati, apa yang akan terjadi dengan diriku? Ya, aku akan mati. Aku ingat saat guru fisika mengajariku mengenai bulan, nulan memiliki lubang-lubang dipermukaannya dan itu sama dengan permukaan jalan hidupku yang tidak pernah datar. Kehidupanku selalu terganggu dengan masalah-masalah baik yang sepele atau masalah besar yang membuatku menanam kebencian, benci yang mendalam dan tidak dapat dengan mudah dihilangkan. Tapi kini, aku lebih merasa hidup dan hidupku lebih bahagia dari sebelumnya karena aku tahu, aku juga merasa hidupku lebih indah dan berwarna karena ada cobaan yang membuatku lebih tegardalam menjalani hidup, karena aku tahu ada sahabat di sampingku, yang menjadi penyemangat dalam hidup dan membuat hidup ini terasa sempurna. Dan hidup ini terasa lebih sempurna karena cinta, karena cinta hidup ini tidak hambar tapi manis semanis perman. 

Dan aku sadar, hidup ini... adalah yang kujalani sekarang.

16 Agustus 2012

KARMA Itu Ada

Hai semuaaaa!!! Setelah sekian lama gue gak curhat sama kalian-kalian akhirnya gue mau curhat lagi.... dan semua itu berhubungan sama KARMA!! 

Mas bro dan mba bro pada taukan gue pernah ngepost dengan judul ADIL? kalian pada tau isinya? tentang ketidak adilan, dan gue bilang disitu gue gak suka yang namanya GENG-GENGAN but ternyata sekarang gue ngegeng.... Gue ngelanggar omongan gue sendiri, yaahhh ternyata KARMA tuh emang berlaku banget! Karena gue sekarang punya geng namanya BACIT, tapi BACIT itu beda... beda dari geng-geng yang lain!!

KARMA yang lain, gue dulu kesel banget sama boyband and girlband korea, gue merasa "ih alay banget siih rambutnya digituin, matanya pake eyeliner, dan cowoknya cantik cantik... euuh!!" tapi liat sekarang.... gue malah suka sama Korea dari filmnya, boyband dan girlbandnya, same negaranya!!

KARMA yang lain lagi? Banyak banget dari mulai orang yang gue bilang "ganteng apanya?" dan sekarang gue malah suka sama dia. Terus, masih banyak lagi pokoknya...

DAN LO HARUS INGET, KARMA ITU BERLAKU KE SIAPA SAJA, DIMANA AJA, DAN KAPAN AJA!!! DAN GUE PERNAH NGERASAIN ITU!!!

12 Agustus 2012

Mr. P

"Temmy!!," beberapa orang menyapaku dengan riang dan penuh tanda tanya, dan aku pun langsung mengetahui maksud dari sapaannya itu... "selamat ulang tahun yaa...," dan yap! Perkiraanku benar.

"Udah telat!," jawabku malas. Mereka ini teman atau bukan? Mengingat ulang tahun temannya saja lupa. Baiklah, abaikan itu mungkin ulang tahun ke 17 ku ini memang ulang tahun yang paling menyedihkan selama hidupku.

Tapi sepertinya tidak begitu menyedihkan, karena "Sang Purnama" memberikanku sebuah ucapan dan kado, walaupun dalam suratnya sangat sederhana tapi bagiku itu sangat indah, dan hadiahnya lebih sederhana hanya gantungan kunci berbentuk seorang gadis yang sedang menggapai bulan purnama. Kesedihanku terhapuskan karena ucapan dan hadiah darinya. Terimakasih Purnama-ku, andai Kau ada di sini menemaniku aku pasti sangat bahagia. Dan aku berharap Purnama-ku adalah Kau! Orang yang aku sayangi...

Hari Rabu, hari yang paling aku benci mau tahu kenapa? Alasan pertama karena pelajaran, yang kedua karena pulang sekolah sampai sore, dan yang ketiga hari dimana aku kehilangan benda berhargaku. Ya, barang berharga yang selalu aku simpan dan selalu aku pakai, kalung pemberian Mr. F aku menghilangkan kalung pemberian darinya. Ia memberiku kalung lalu ia menghilang dan aku sudah tidak tahu lagi keberadaannya, terakhir aku bertemu dengannya saat kelas 1 SD, aku sangat sangat merindukannya. Namun hari-hariku yang kelam tanpa dirinya telah terisi oleh sesuatu, ia Mr. P tapi rasanya aku masih bingung akan perasaan ini, benarkah an apakah mungkin? Walaupun begitu, aku masih mengharapkan kehadiranmu di sini Mr.F

Sekarang sudah waktunya istirahat, dan seperti biasa semua orang di kelas berhambur keluar kelas menuju kantin namun tidak dengan kelompok laki-laki itu, ya salah satunya Mr. P. Aku memusatkan perhatianku padanya, memandangnya dengan tatapan yang berbeda. Rambutnya yang mulai gondrong, mata hitamnya yang selalu fokus, kulitnya yang putih, dan senyumnya yang menawan membuatku tersenyum saat melihatnya.

Kelas yang berisik karena teman cowokku termasuk Mr. P main kartu remi membuatku ingin keluar dari kelas XI-4, selain bulan purnama dan senja aku juga sangat menyukai pemandang sekolahku dari koridor entah apa yang kulihat, tapi aku menyukai kegiatan itu. Tidak begitu lama aku berada di koridor, tiba-tiba saja orang-orang di dalam kelas berteriak dengan keras membuat suara gaduh yang mengharuskanku menengok sebentar ke dalam. Dasar Cowok.

Aku kembali memusatkan perhatianku pada lapangan sekolah, lapangan itu terlihat lengang saat istirahat, kalau di SD lapangan pasti penuh dengan anak laki-laki yang bermain futsal, dan aku kembali teringat akan Mr. F, dia selalu bermain futsal saat istirahat. AKu menggelengkan kepalaku mencoba melupakan Mr. F dari ingatanku.

"Ciee... Ayo hajar aja! Cowok kok penakut!!," salah seorang... tidak bahkan lebih dari seorang berkata demikian, dan suara itu semakin mendekatiku. Aku bisa menebak dengan cepat! Pasti ada yang lagi mau nembak cewek alias menyatakan cintanya, hahah :D aku jadi penasaran sendiri siapa yang mau ditembak dan siapa yang nembak? 

Aku menemngok berbalik arah menghadap ke dalam kelas... 
Sontak, mataku membesar, dan tiba-tiba saja jantungku berdebar dengan keras...
Apa... apa... aku bermimpi atau ini hanya halusinasi belaka?
Apa ini nyata?
Seseorang yang ada dihadapanku saat ini... 
Mr. P
Orang-orang di belakangnya berteriak, meneriakkan kata-kata seakan cowok itu ingin menyatakan cintanya kepada cewek...
Tuhan... Tolonglah aku... apa yang terjadi?
Badanku kaku, aku tidak tahu harus berkata apa dan harus melakukan apa?

"Hai.." sapa Mr. P pada... tunggu apa sapaan itu untukku atau ada seseorang di belakangku? Ah tidak mungkin di belakanku hanya ada pembatas koridor... Atau di samping? Tidak, tidak ada orang! Ya, pasti itu sapaan untuk...ku.

Aku tidak bisa berkata, mulutku seakan-akan terkunci, dan bahkan mataku seolah terkunci dimatanya yang hitam dan fokus. Dia menyapaku sekali lagi, "Hai... Mmm... Tem?,". Ayolah Temmy, ini adalah kesempatan langka, jawablah sapaannya...

Untuk meyakinkan kembali, aku pun menengok menghadap ke kanan dan ke kiri kemudian menunjuk diriku sendiri untuk meyakinkan, "Lo manggil gue?," aku memasang wajah tidak yakin dan berharap itu benar-benar untukku.

"Iyalah, buat Lo, Emm... aduuh gimana ngomongnya yaa... Mmm... Temm...," dia menggaruk-garuk kepala belakangnya dengan kasar, aku yakin kepalanya tidak benar-benar gatal. Akibat kata-kata itu juka aku terpaku kembali di matanya, menunggu kalimat yang akan keluar selanjutnya... "Lo... Lo mau gak jadi... jadi..," tanpa sengaja kepalaku mengangguk ingin mendengar jawaban selanjutnya dan berharap kalimat itu kalimat yang indah untuk aku dengar, "jadi pacar gue?," aku semakin kaku... otakku sedang terserang apa saat ini? Ya ampun Temmy... 

Aku masih melihat lurus ke matanya... aku harus jawab apa sekarang? Menerima atau menolak? Tunggu-tunggu tapi apa ini nyata? Apa mungkin orang se-perfect dia bisa suka sama orang kayak aku? Immpos banget... 

Aku menarik nafas dalam-dalam karena sedari tadi aku tidak sadar menahan nafas saat ia mengucapkan kalimat itu. Aku membulatkan keputusanku untuk menerimanya, untuk memantapkan jawaban aku menarik nafas kembali, dan begitu aku ingin mengucapkan kata "ya" seseorang mendahuluiku berkata "Yaaay! Bagus Coy, lo berhasil! Taruhan kayak gini emang bisa lo lewatin!," tunggu, cowok tadi bilang ini taruhan? Jadi... maksud Mr. P nembak aku itu hanya sebagai taruhan? 

Rasanya seperti mati rasa... seperti jath dari langit yang paling atas dan mendarat tepat di atas aspal yang keras. Sakit.



Hanya sekedar cerpen, rekayasa, dan bukan kejadian nyata



9 Juli 2012

Sebuah Kado


Hari ini, entah apa yang aku rasakan sungguh BURUK!!! Tak ada teman, tak ada orang tua, ya hanya sendiri di dunia yang besar dan rumit ini. Kalian tahu hari apa ini? Aku yakin jika aku bertanya pada semua orang di dunia ini mereka akan berkata "Ini hari Juma'at tolol! Apa Kau tidak melihat tanggal, hah?," mm... sebenarnya aku juga tidak tahu apakah mereka akan berkata seperti itu, tapi jika mereka berkata seperti itu, ingin rasanya aku membungkam mulut mereka dengan permen karet yang telah aku kunyah, seperti permen karet patrick. LOL.

Aku tahu, hari ini hari Juma'at dan apa kalian tahu hari ini hari ULANG TAHUNku! Dan tak ada satu orang pun yang tahu, yaa sebenarnya ini salahku juga karena tidak mempublikasikan hari kelahiranku pada seseorang, tapi apakah tidak ada yang berusaha untuk mencari tahu? Bahkan orang tuaku tidak ada yang mengucapkannya! mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri, saat aku bertanya pada mereka tadi pagi, "Ma, Pa, kalian tahu hari apa ini?," dan mereka hanya menjawab
"Ya, ini hari Jum'at," hanya itu! Oh yeah, mungkin memang sudah nasibku untuk tidak ada yang peduli padaku! Hmm... Aku iri pada bulan purnama itu, banyak yang memperhatikan mereka tapi aku?

Oke, baiklah abaikan saja hari ulang tahunku ini! Dan kalian harus tahu, sekarang umurku sudah 17 tahun! sweet seventeen! HA sweet apanya? Pahit begini apanya yang manis coba? HAAAAAA Mereka semua kejam.

"Ting" terdengar suara dentingan bel dari luar, aku segera meninggalkan buku diary-ku dan berlari menuju luar rumah. Tak ada apa-apa! Apa ada seseorang yang berusaha menjailiku di saat seperti ini? Tidak lucu! Aku mencoba mencari-cari sesuatu yang bisa aku temukan. Kanan-kiri-atas-dan... bawah! ada sebuah kotak kecil berwarna ungu! Warna kesukaanku! Aku mengambil kado itu dengan hati-hati sembari melihat sekeliling, barangkali ada yang lupa menaruhnya di situ? Setelah yakin tidak ada seorang pun, aku membawa kado kecil itu masuk ke dalam rumah. Aku coba membukanya. Hanya sehelai kertas! Tunggu-tunggu, kertas itu bertuliskan sesuatu, aku baca perlahan surat itu,

Malam yang indah bukan?
Selamat Ulang Tahun :)

dari Purnamamu


Jantungku berdegup tak karuan! Seulas senyum berhasil terukir di wajahku, pandanganku menjadi buram karena air mata yang mulai menetes.
"Terima kasih," ucapku tanpa sadar.



Hanya sekedar cerpen, rekayasa, dan bukan kejadian nyata





5 Juli 2012

Sang Purnama

Langit Terasa lebih indah malam itu karena bulan purnama dengan sinarnya yang terang telah muncul setelah matahari tenggelam di garis cakrawala. Bintang pun terlihat di sana-sini seakan tidak ingin tertinggal akan indahnya Purnama. Tak kalah, kunang-kunang dengan cahayanya yang terang ingin ikut menyaksikan Purnama malam itu. Lampu-lampu malam itu padam seakan ingin meninggalkan tugasnya untuk menikmati sang Purnama datang. Semua seakan menikmati indahnya langit malam itu tapi tidak denganku, aku yang hanya seorang diri yang berharap Purnama itu datang, Tunggu! Bukan sang Purnama dengan cahaya yang menerangi malamku. Tapi sang Purnama yang aku impikan. Purnama yang selalu menerangi kegelapan jalanku yang buram! Purnama yang memeberiku kekuatan untuk bangkit. Kau, Purnamaku! Datanglah padaku, temaniku menikmati bulan purnama! Bahkan bintang, kunang-kunang dan lampu menikmati indahnya bulan purnama dengan teman-teman mereka. Apa kau tidak merasa iba padaku setelah apa yang kau lakukan padaku wahai Purnama? Kau membuatku selalu memikirkanmu, hingga aku selalu melakukan hal bodoh yang dapat membuatku malu! Dalam kesendirianku menatap rembulan itu, aku selalu berulang kali berpikir 'seandainya' aku lelah dengan kata itu, tapi aku tak bisa enyahkan kata itu dari pikiranku! Ku mohon, janganlah menyiksaku dengan perlakuanmu yang tak wajar wahai Purnama. Ku mohon!?


Hanya sekedar cerpen, rekayasa, dan bukan kejadian nyata


14 Juni 2012

Jatuh Cinta - Blink

Saat kau ada di dekatku
Hatiku berdegup kencang
Cukup buatku melayang layang

Ini baru benar ku rasakan
Terpesona aku
saat pertama melihatmu

Baru kali ini jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Saat ku lihat dirimu

Ku benar-benar jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Tuhan tolong lah diriku

Saat kau ada di dekatku
Hatiku berdegup kencang
Cukup buatku melayang layang

uhh … Ini baru benar ku rasakan
Terpesona aku
saat pertama melihatmu

Baru kali ini jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Saat ku lihat dirimu

Ku benar-benar jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Tuhan tolong lah diriku

Ini kali pertama
Baru benar aku rasa
Aku tlah jatuh cinta padamu

Ini kali pertama
Baru benar aku rasa
Cinta..

Baru kali ini jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Saat ku lihat dirimu

Ku benar-benar jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama
Tuhan tolong lah diriku

10 Juni 2012

Bersamamu

Pernah merasakan yang namanya kesepian?
Pernah merasakan yang namanya kebersamaan?
Menurut kamu lo lebih enak yang mana?

Kesepian?
Remember When, ingat ketika kalian sendiri, seorang diri diantara banyaknya manusia di bumi. Tanpa siapapun yang menemani kalian, gak ada yang mau berteman sama kalian, semua orang mengucilkan kalian. Kesepian, itulah yang kita rasakan.

Kebersamaan?
Kehangatan yang kita terima dari teman-teman terdekat kita, kehangatan akan ikatan persahabatan yang kuat, kehangatan yang menyelimuti kebahagian karena kebersamaan. Persahabatan yang kuat tidak akan menjamin sebuah kebersamaan, tapi rasa saling percaya, peduli terhadap sesama, dan saling melengkapi dapat menguatkan kebersamaan.

Jadi yang mana yang kalian pilih?
Aku yakin, kalian pilih Kebersamaan.

Bersama dengan sahabat adalah waktu yang sangat indah, tapi waktu saat itu berjalan dengan cepat sampai kita sadar bahwa sekarang adalah saatnya kita berpisah dan bertemu lagi esok dengan tema yang berbeda, dengan pembicaraan yang beda, tapi kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya pada persahabat kita, apakah kebersamaan yang telah kita bangun akan pupus menjadikan kita kesepian atau kebersamaan yang semakin kokoh hingga kita bisa membangun sebuah benteng yang megah dan besar agar kita bisa saling melindungi? Kita gak bisa tahu, dan itu semua tergantung pada diri kita sendiri, bagaimana selanjutanya? Itu tergantung kalian.

Tersenyum, tertawa, menangis, suka, duka, semua itu akan selalu terjadi pada sebvuah persahabatan. Persahabatn tidak akan pernah lengkap tanpa itu semua. Tapi persahabatan tidak akan pernah ada jika kita tidak bisa saling mengerti satu sama lain. Sahabat, dia harus bisa mengerti bagaimna kita, apa yang akan kita lakukan di saat-saat kita senang dan di saat-saat kita duka, dan kita juga harus mengerti mereka.

Hai, sahabat! Sahabat, bagaimana pun sifat sahabat kita, kita tidak akan mempermasalahkan itu, karewna itulah gunanya sahabat. Jika salah satu sifat kita jelek, maka sahabat kita yang akan melengkapinya dengan nasihat-nasihatnya yang sangat berarti, begitu juga sebaliknya dengan mereka.

"Best Friend Forever" "Always listening, Always understanding"

Pasti Bisa - Citra Scholastika

Mentari terbenam temani dalam kesendirianku
Temani aku dalam kepedihan ini
Ku bertahan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Mentari terbenam beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku ini
Ku bertahan

Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa

Mentari terbenam beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku ini
Ku bertahan

Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa

Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa

Aku ingin lepaskan seluruh bebanku
Dan ku jalani hidupku dengan senyuman

Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya

Aku yakin pasti bisa
Dan ku jalani hidupku dengan senyuman

9 Juni 2012

The Baciiiiittttt!!!!

HUAAA!!! Lama gak ngepost kawan, dan saat gue mau ngepost berita menarik datang dari gue! yaa mungkin menurut lo gak menarik trapi bagi gue inia bagaikan kejatohan duren! Ups salah! kejatohan duit aja kali yaaa... hehe engga deng!

Sekarang gue udah ppunya temen-temen deket yang seru+gokil-gokil bikin perut sakit dan susah nafas gara-ghara ketawa terus bareng mereka! But gak masalah yang pentingkan have fun, lagi pula banyak tertawa itu baik yaaa tapi jangan berlebihan juga karena sesuatu yang berlebihan gak baik.

Well, I'm "THE BACIIIIITTTTT....." manik-manik ajaib! wkwwk
Now, I found some interesting in my class and it is yaaa the bacit.
The bacit ada 5 orang yaitu :
B = Deby- anaknya pake kacamata, gokil, suka nyanyi-nyanyi bareng icha
A = Khansa- anaknya alim pake jilbab tapi sayang kadang tingkahnya kurang memungkinkan dia alim! wkwkw canda khansa!!! Khansa Baik kok, yaa baik relatif siiih
C = Icha- nah, anak yang satu ini nih demen banget nyanyi lonely 2NE1 yang dinyanyiin sama adinda purnama, kakaknya anisa chibi! Dia bisa berkali2 nyanyi gituan di kelas sampe-sampe gue bosen sendiri. icha tuh termasuk anak yang gokil juga!
I = Diva, suka baca novel, pinter, pokoknya top deh, manis lagi anaknya. dia yang sering dikerjain sama baciit, selain khansa.
T= Temmy-it's me! yaaah kalian taulah gimana gue!

Pokoknya anak bacit seru-seru deh, manis manis lagi! Yegak?

4 Mei 2012

MIX

Heihooo!!! Lama tak jumpa kawan!!!
Lagi bingung sangat-sangat iniiii!Gimana yaa?? Rasanya bingung aja. Mau move on tapi gak bisa, di saat mau ngelupain dia eh dia malah lewat-lewat mulu di hadapan gue, gimana gak bingung tau gak? Lupain atau terus menunggu. Kalo nunggu gue tau itu bakaln lama dan menyakitkan tapi kalo gak ditunggu susah banget buat move onnya, ayyooo pilih yang mana tuhh?
Kisah gue sama nih sama lagunya Utopia yang judulnya Serpihan Hati :(.

Oiya, masa sekarang gue jadi ngefans sama SuJu? Gak masalah siih cowoknya kece-kece dan ganteng-ganteng ini kan? Apalagi siwon, dia mah bukan sixpack tapi bejibunpack. coba aja itung ada perapa pack yang dia punya? wkwk_-_ Waktu itu sih gue ngefansnya sama Leetuk leadernya tapi entah kenapa ama-lama jadi suka yesung, terus kyuhyun, terus donghae, terusss... siapa lagi? Udah deh pokoknya suka semua. Buat lagunya gue suka sama no other, rokkugo, sama walkin.

Pengen banget nih ke Paris terus ke Korea, gak tau kenapa dan alasannya, pengen juga sih bisa bahasanya. Kayaknya seru yaaa... tapi mau gimana untuk ke sana tuh butuh pengorbanan besar. It's all about the money-money, itu dia masalahnya! Heemm... tunggu saat yang tepat aja buat ke sana

Pengen banget juga ikut teater! karena cita-cita gue itu jadi pemain teater! Entah kenapa akting itu seru, apalagi akting jadi orang jahat  apalagi kalo kita lagi kesel sama orang, kita melimpahkan kekesalan kita sama orang yang gak bersalah walaupun gak secara langusng. tetep aja serrruuuu!!!


27 Maret 2012

Apalah Arti menunggu - Raisa

Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi (aku)
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi (aku)
Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi (aku)
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi (aku)

26 Maret 2012

Orang Yang Sama

Berkhayal berkhayal berkhayal selalu saja berkhayal, sebenarnya apa yang diinginkan olehmu wahai pikiranku??? mengapa di pikiranku hanya ada dirimu, kamu sudah tertanam dalam otakku seperti jamur yang susah untuk dihilangkan! Dirimu, dirimu dalam otakku.
Tunggu, seperti ada yang menyebut namanya... baiklah aku harus mendengarnya dengan sangat hati-hati...
Apaa?? Baiklah sekarang aku mendengarnya dan.... dia orang yang sama... oh teman, mengapa kamu bisa menyukainyaaa, sebenarnya aku sudah curiga dari beberapa hari yang lalu namun keyakinanku payah dan sekarang aku benar-benar yakin kau menyukainya, mengapa? mengapa? Aku tahu itu hak semua orang untuk menyukainya tapi, mengapa aku harus mengetahuinya? Lebih baik aku tidak mengetahuinya aku takut-takut menyakitinya. Sangat takuutt!!! Andaikan telinga ini tidak mendengar semua perkataannya.
Saat yang paling menyakitkan untukku adalah saat orang-orang sedang menjulukkan temanku nama orang yang aku suka, dan aku juga harus bergabung jika tidak bisa saja ada yang was-was dengan sikapku....

Apa yang harus kulakukan saat ini??

17 Maret 2012

Musim Gugur

Musim gugur
Entah aku suka atau aku benci dengan musim gugur
Aku selalu teringat masa-masa itu
Masa bersamanya ketika ia meninggalkanku di musim yang aku sukai, musim gugur
Tapi ia sangat memberikan kesan berarti untukku di musim terakhir hidpunya

Angin musim gugur menerpa mukaku
Aku rapatkan jaket
Teringat, saat ia memberikan jaketnya untukku saat aku kedinginan
Teringat, saat ia menghapus air mata ini saat aku menangis
Semua kenangan itu
Selalu menempel di pikiranku
Apa yang harus kulakukan? 
Aku selalu teringat dengannya
Aku rindu, sangat rindu dengannya
Aku sangat-sangat mencintainya
Tapi ia telah pergi
Pergi jauh dari hidupku

Sulit bagiku untuk menghapus kenangan indah di musim gugur
Sulit juga bagiku untuk menghapus kenangan buruk di musim gugur

Terbesit

Terbesitkah di pikiranmu untuk menyapaku?
Terbesitkah di pikiranmu untuk tersenyum padaku?
Terbesitkah di pikiranmu untuk berbicara denganku?
Terbesitkah di pikiranmu untuk mengenalku lebih dekat?
Dan apakah pernah terbesit di pikiranmu tentang aku?

Aku yang menunggumu
Siap mendengarkan kata-kata indah itu
Siap menahan detak jantung yang terkadang tak karuan bunyinya
Siap menahan senyum yang selalu terbesit saat melihatmu
Aku akan siap, bahkan aku sering berlatih di rumah
Mungkin memang berlebihan, tapi itulah "cinta"

Mimppiku terkesan berlebihan
Aku juga tidak tahu mengapa tapi itulah "cinta"


17 Maret 2012
Khilda Utami

10 Maret 2012

Adil?

Hai! Kali ini gue mau curhat tentang yaaa... sebuah keadilan!!!

Gue merasa aja banyak orang yang gak pernah adil, termasuk gue sendiri. Eh, tapi lo-lo semua pada bisa jaga rahasiakan? Please keep my secret!!!
Kadang gue merasa banyak di antara temen-temen gue yang lebih mementingkan dirinya sendiri, gak peduli sama orang lain, dan banyak hal lainnya lagi sih. Jujur gue emang sering juga merasa gak adil, lebih baik yang nentuin gue gak adil atau adil itu orang yang kenal gue aja deh, gue gak bisa nilai diri gue sendiri.

Apa yang akan lo perbuat kalo lo diantara orang-orang yang yaa dianggap deket satu sama lain tapi gak gak begitu deket sama lo, dan ,mereka tuh kalo ngomong selalu bareng-bareng dan lo gak diajak ngobrol! Dan disaat mereka mau pergi lo gak ditanya sama sekali! Apa yang lo rasain? Sakitkan? Seharusnya mereka tuh peduli sama lo, seenggaknya diantara mereka ada yang peduli sama lo! Itu gak adil kan? Dan mereka tuh pergi yaa pergi gak bilang kata-kata yang menunjukan perpisahan! Lo tau apa yang dirasain? Sakit !

Banyak banget temen-temen gue yang tertindas dan gue tau itu SAKIT! Ada temen gue, dia tuh seperti tertindas di kelas gue padahal dia tuh gak salah yaaa gue tau dia orangnya emang ceplas-ceplos tapi itu udah jadi sifat dia mau diapain? Giliran dia ngomong dan ngeluarin pendapat kayaknya orang-orang tuh pada ngejelek-jelekin dia gitu. Bayangin jadi dia! Sakitkan? Kalo lo gak pernah ngerasain, berarti lo termasuk orang yang merugi, karena orang yang untung adalah orang yang mempunyai pengalaman lebih dan kuat dari segala macam gosip, fitnah, cercaan, ejekan dan kayak tadi itu!

Kadang gue bersyukur bisa ngerasain itu, tapi di sisi lain gue sakit banget dengan sifat-sifat orang yang kayak gitu. Dan satu hal lagi! GUE BENCI BANGET KALO ADA ORANG YANG BIKIN GENG-GENGAN KARENA MEREKA PASTI LEBIH MENTINGIN KELOMPOK MEREKA SENDIRI DAN TEMAN YANG LAIN SEPERTI TERABAIKAN DAN MEREKA MERASA SEMUA ITU MILIK MEREKA!!!

Gue emang kadang iri sama orang yang bisa punya sahabat yang kekal, karena gue gak bisa punya sahabat yang kekal yang bisa ngertiin gue, bisa terima gue apa adanya. Gue tau sifat gue itu mungkin gak bagus tapi manusia GAK ADA YANG SEMPURNA jadi please lo hargain semua orang yang ada di sekitar lo yang lo anggep remeh karena siapa tau orang yang lo anggap remeh itu lebih baik dari pada LO!!!

28 Februari 2012

F F

Bonjour!! Hmm... untuk minggu ini belom bisa ngepost "Diary Rasya" gara-gara tugas sekolah yang bejibun rupanya. Ngomong-ngomong tentang hari ini gue merasa seneng tapi lebih cocok setengah seneng setengah jengkel dan rasanya mau mati aja!! Tau kenapa? Gara-gara si mulut memble (bukan Galang *bukan maksud hati menyinggung) Lebih tepatlahnya mulut memble, rambut ayam, penderita gigantisme, kaca mate empat, mulut kotor! Siapa lagi kalau bukan F**Z orang ternyolotin dan orang TERBANCI yang pernah gue kenal!

Gue sekelompok IPS sama dia dan temennya yang muna, dan gue bener bener sangat sangat menyesal bisa sekelompok sama dia, awalnya gue mau sekelompok sama si Galang tapi galan sama dia berdua, mau gak mau. Lagian pak Subhi nyuruhnya cewek cowok gabung! Selama ngerjain tugas gak ada bahkan gak bisa kalo gak nyolot ke dia, ada deby sahabat gue yang sekelompok sama dia juga jadi kita berdua selalu nyolotin dia! Tau gak sih? Capek batin sendiri kalo sama dia pengen mati aja tau gak sih rasanya?

Dan hari ini seperti puncak kemarahan gue sama Deby, kita marahin dia abis-abisan! Deby sampe teriak-teriak dan sampe dialiatin pak Subhi! Gue juga sempet marahin dia banget-banget marahin padahal gue sendiri susah banget untuk marahin orang dan dia dapet kemarahan gue berarti dia gak wajarkan nyebelinnya?  Kata-kata kotor aja tuh gak cukup menggambarkan dia! Gue sama deby berusaha gak ngomong kata-kata kotor dan itu emang kita jarang bgt ngomong (sejenis binatang atau alat kelamin) mungkin pernah tapi cuma paling tinggi bilang an**ng doang.

Entah gue bingung sendiri harus ngapain lagi sama tuh orang, kalau aja ngebunuh orang itu gak dosa mungkin dia udah gue bunuh kali. Sakin keselnya pengen banget gue ngerobek-robek batu!!!

27 Februari 2012

Apa Itu Cinta?

Aku tidak mengerti
Apa itu cinta?
Apakah cinta itu bahagia?
Apakah cinta itu menyakitkan?
Aku sering mendengar orang berkata
Cinta
Tapi aku tidak mengerti
Apakah cinta hanya omong kosong belaka?
Apakah cinta hanya kata-kata yang tidak berguna?
Aku tidak mengerti
Aku pernah mendengar seseorang berkata padaku
Aku cinta padamu, maukah kamu menjadi pacarku?
Tapi aku tidak merasakan apa-apa
Bingun, hanya bingung
Apa itu cinta?

Tapi kini aku mulai mengerti apa itu cinta
Setelah ada dirimu yang selalu menemani diriku
Cinta yang ternyata tidak dapat kuungkapkan dengan kata-kata
karena ternyata cintaku padamu begitu besar
Cinta yang baru saja aku rasakan
Awalnya aku sangat malu untuk merasakan ini
Bahkan aku sendiri bingung dengan perasaanku
Tapi kau membuatku sadar akan arti cinta yang sesungguhnya

26 Februari 2012

Diary Rasya 5

HARI KE 56 


Indah bukan hari ini ?

Isi surat yang baru aja gue baca. Gue dapet surat kaleng lagi hari ini! Siapa yang ngirim sih? Yang tau jawab dong! Geregetan banget tau gak sih?! Ini masih pagi dan gue udah dapet surat kaleng kayak gini, rasanya risih banget, gue jadi takut kalau ternyata ada yang menguntit gue, gue takut gue diincer oleh seorang physico. Ahh... gue gak boleh mikir begitu, harus positif thinking nih, yaaa... anggap aja nih surat dari penggemar rahasia, haha... makin gak mungkin lagi. Well, udahlah gue abaikan aja nih surat paling kalau sudah bosen tuh orang berhenti nulis, gue masukin surat yang abru gue baca ke dalam lemari tempat lemari yang gue masukin surat kemarin.

Masih jam 10 pagi, gak ada pekerjaan yang lebih mengasyikan selain baca novel!! Yaa, gue seperti tergila-gila akan novel bahkan memang. Dulu gue punya banyak banget novel tapi sekarang novel yang tersisa cuma beberapa doang, tau kenapa? Novel gue disita sama papa gara-gara gue harus belajar, gue marah banet saat itu bahkan gue sampai demo segala gak makan seminggu tapi akhir-akhirnya gue makan juga, dan gue sangat menyalahkan itu! Andaikan perut bisa berkompromi sama gue pasti demo gue berhasil! Sekarang aja gue masih sering beli-beli novel, tapi novel yang habis gue beli gue langsung gue umpetin dan kalau mau baca harus diem-diem. Kalau nyokap sih ngijinin aja gue baca.

Gue baru selesai baca novel jam 1 siang. Gue langsung keluar kamar dan cari makanan karena laper melanda gue. Gue buka tudung saji di meja makan. Tenoot. Kosong melompong. Gue pun akhirnya mencoba mencari bi Sum untuk minta dibikinin makanan, tapi hasilnya nihil bi Sum tidak dapat gue temukan. Kayaknya rumah lagi gak ada orang, tumben banget mama sama papa juga gak keliatan batang hidungnya dari pagi-pagi. Gue memutuskan untuk keluar rumah. Huufth... untung ada mang Dadang yang lagi nyiram tanaman di luar.

"Mang Dadang!" Gue mengagetkan. Dan mang Dadang emang kaget beneran, haha...

"Eh, Non, udah bangun?"

"Siapa yang tidur? Aku gak tidur Mang. Eh, Mang kok gak ada orang sih di rumah? Papa, mama, dan bi Sum kemana?"

"Waduuh, saya tidak tahu, Non." Mang Dadang menggaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal.

"Mang, emangnya bener-bener gak ada makanan ya? Aku laper banget nih." Sambil memegang perut gue.

"Oh, kalau Non laper nanti saya beliin kupat tahu aja."

"Kupat tahu? Mau dong Mang! Beli dimana?" Gu mulai bersemangat, karena kupat tahu merupakan salah satu makanan favorit gue.

"Di deket sekolahnya Dodi sama Eneng, Non."

"Oh, kalau gitu biar aku aja yang beli, sekalian jemput Eneng dan Dodi, boleh ya Mang?" Gue sedikit memaksa.

"Yakin, Non?" Tanya mang Dadang, dan gue cuma ngangguk-ngangguk. Karena mang Dadang diem dan gak bereaksi, gue masuk ke dalam rumah dan ngambil uang.

"Duluan ya Mang!" Teriak gue sambil jalan keluar halaman depan rumah. Gue denger mang Dadang manggil-manggil gue tapi gue sabodo teuing ajalah. Ngomong-ngomong gue tau kok letak sekolahnya Eneng dan Dodi, letak SMA mereka itu letaknya sebelahan sama SD gue. Dan, gue juga baru inget, di SD gue itu emang ada yang jualan kupat tahu.

Nyampe juga akhirnya. Gue ngelewatin SMA-nya Dodi dan Eneng tapi kayaknya belom waktunya pulang sekolah, yaudah deh gue nyari kupat tahu sekitar sini aja. Gue menelusuri jalan. Dan, akhirnya gue nemu juga kupat tahu, letaknya di antara SD dan SMA, juga rada-rada ketutup gitu sama jualan-jualan yang lain.

"Mang, beli satu bungkus ya, makan di sini." Gue nyari tempat kosong yang letaknya startegis, walaupun anak sekolah belum pulang tempat jualan-jualan di sini itu rame.

Sambil makan kupat tahu, gue memandangi jalanana di depan gue dan mengingat-ngingat saat gue main di jalanan in bareng Keira. Dulu Keira itu lucu banget cantik lagi, dia selalu pengen diiket dua kalau dilepas atau diganti jadi kuncir kuda pasti dia ngambek, dia juga suka sama sama boneka kebalikan sama gue.

Lama ngelamun dan ngebayangin masa-masa kecil gue gak terasa kupat tahu yang gue makan udah abis, dan bel keluar sekolah SMA berbunyi setelah gue membayar. Gue langsung buru-buru pergi ke gerbang sekolah dan mencari-cari batang idungnya si Eneng. Kok gak muncul-muncul siih? Lama-lama gue jadi merasa risih di sini, ada beberapa orang yang ngeliatin gue. Udah lah gak usah dipikirin, ngefans kali tuh orang, haha... Nah, itu dia Eneng, dia di gerai dan pakai bando putih jadi keliatan manis.

"Eneng!" Teriak gue sambil ngelambai-lambai tangan. Eneng ngeliat gue, tampangnya jadi keliatan seneng gitu. Dia bales lambaiin tangannya ke gue, dan akhirnya nyamperin gue.

"Eh, Teteh ada di sini." Kata Eneng begitu ada di deket gue.

"Iya, mau makan kupat tahu sekalian aja jemput kamu sama Dodi, eh, ngomong-ngomong Dodi ke mana? Oiya, gue juga udah lupa wajah Dodi kayak gimana. Kalau Dodi lewat panggilin yaa?" Gue senyum-senyum ke Eneng dan Eneng ketawa.

Eneng celingak-celinguk nyariin Dodi selama beberapa menit, dan akhirnya dia nemu juga sosok Dodi! "Itu, Teh, yang pakai tas punggung warna hijau, pakai jam tangan hitam yang sedang jalan sama perempuan dibando." Setelah mengucapkan itu Eneng ketawa. Gue mencoba mencari orang yang Eneng maksud, dan gue liat Dodi. Dari yang gue liat Dodi tambah ganteng, tinggi, dan haha... dia udah punya pacar yaa? Atau lagi ada masa pedekate? Gue pun ngikutin ketawa.

"Eh, Eneng, samperin yuk, kasihan tuh kakak kamu, keliatan kikuk banget di depan cewek!" Gue narik tangan Eneng dan menghampiri Dodi sama cewek-nya. "Dodi!" Panggil gue, Dodi ngelihat gue. Dia keliatan bingung ngeliat gue tapi gak bingung ngeliat Eneng, mungkin dia gak tau kalau gue itu Rasya yang dia kenal, secara muka kita masing-masing udah pada berubah jadi lebih dewasa. "Eh, ganggu ya, Dod? Yaudah deh, aku sama Eneng pergi aja." Gue jadi merasa ganggu, karena gue liat cewek-nya juga salting gitu.

"Eh, eh, enggak kok." Dodi garuk-garuk kepala.

"Oiya, A Dodi masih inget Teh Rasya teu?" Tanya Eneng akhirnya. Yah, Eneng padahalkan gue pengen bikin Dodi surprise, gagal deh.

"Oh, Teh Rasya, eh maap atuh Teh, saya tidak ingat habisnya muka Teteh udah berubah sekali sih." Dodi akhirnya.

"Iya, gak apa-apa kamu juga berubah Dod, tambah ganteng. Oiya ngomong-ngomong ini siapa? Pacar kamu ya?" Jujur, pengen ketawa banget saat ini tapi gue harus bisa tahan. Cewek-nya juga kelihatan salting banget, dan Dodi garuk-garuk kepala lagi.

Dodi belum jawab, tapi cewek-nya udah keburu melambaikan tangan sama orang jadi kita bertiga; gue, Dodi, dan Eneng meelihat arah pandangan cewek-nya. Oh, tuh cewek kayaknya udah dijemput.

"Eh, Dod, aku pulang dulu ya udah di jemput, dadah." Si cewek melambai ke arah Dodi. Dodi salting lagi!! Kayaknya dia belum pacaran deh, tapi si Dodi lagi memasuki tahap pedekate.

"Ehem... Ehem..." Gue pura-pura batuk. Dan akhirnya bisa membuat gue dan Eneng ketawa. "Dodi, kamu kenapa sih? Lagi fallin in love yaa?"

"Eh, eng... eng... enggak kok Teh." Haha... jawabannya yang gagap gitu bikin gue yakin, dia lagi suka sama tuh cewek. Cewek-nya cantik dan manis kok, jadi cocok-cocok aja sama Dodi yang ganteng. Haha...

Akhirnya gue, Eneng, dan Dodi pulang ke rumah.

Hari ini gue dapet sebuah pengalaman baru lagi.

25 Februari 2012

Diary Rasya 4

HARI KE 57 


"Rasya, cepet dong, Nak, sudah mau jam 9 nih nanti telat!" Teriak mama.

"Iya, Ma, bentar lagi!" Balas gue teriak.

Hari ini gue dan mama mau ke panti asuhan, letaknya gak begitu jauh karena emang lokasinya di deket-deket sini juga. Gue ke sana karena pengen berkunjung dan membagi-bagikan sebagian rezeki gue ke mereka, karena kebetulan juga panti asuhannya baru selesai di renovasi.

"Oke, Ma, aku udah selesai..." Gue keluar kamar dan coba tebak apa yang gue liat? "Papa!" Gak nyangka, papa gue kok bisa ada di sini? Bukannya lagi banyak kerjaan ya? Mimpi apa gue semalem? Gue pun langsung meluk papa.

"Gimana kabar kamu?' Tanya papa sambil melepaskan pelukan kami.

"Baik-baik aja, Papa gimana? Oiya, bukannya Papa lagi sibuk ya?" Tanya gue sambil jalan keluar rumah bareng papa.

"Baik, pekerjaan papa sudah selesai, papa-kan juga mau liburan ke sini. Sekarang, mending kamu nyusul mama kamu sana, papa mau mandi dulu baru sampai."

"Oh, oke Pa. " Gue berdadah ria sama papa dan langsung pergi keluar menyusul mama.

Tuhkan, gue bilang apa gak jauh dan kesana cuma butuh 5 menit doang dengan jalan kaki!
Sampai sana, gue langsung mulai acaranya, dari baca doa, terus salam-salaman sambil membagi-bagikan rezeki gue itu, terus makan-makan bareng deh.
Setelah semua beres, dan gue bosen, gue akhirnya pergi ke taman panti asuhan yang letaknya di halaman samping, di sana ada ayunan, perosotan, dan putar-putaran gue gak tau apa namanya. Gue pun naik di putar-putaran dan duduk di sana, jadi inget banget sewaktu gue SD kalau sekarang sih mana sempet gue naik yang beginian. Gue nyoba muter sekali. Swiiing... Haha... bener-bener serasa mkkb alias masa kecil kurang bahagia. Haha...

"Eh, Teteh, kok ada di sini?" Tiba-tiba ada anak kacil yang umurnya sekitar 5 tahun-an naymperin gue.

"Oh, gak apa-apa. Kamu mau ikut main di sini?" Tanya gue, dan anak kecil itu langsung mengangguk sambil senyum-senyum. Swiing... muter-muter-muter sampai kenceng banget. Lama-lama kepala gue pusing juga sih.

"Udah, ya Teh, aku pusing." Anak kecil itu emang udah keliatan pucat banget mukanya, haha... gue tau dia pasti juga pusing banget, eh.. iya kan tadi di asendiri yang bilang pusing. "Teh, main ayunan aja yuk." Dia turun dan langsung naik ke ayunan. "Dorongin aku ya, Teh!" Mukanya langsung berubah ceria.

"Pegangan yang kenceng ya, jangan dilepasin, nanti kamu jatuh." Gue pun mendorong anak kecil itu. Gue sama dia ketawa-ketiwi. Kita juga tuker-tukeran posisi. Ya ampun lama banget gak ngerasain kayak gini.

"Nama kamu siapa?" Tanya gue, sambil makan serabi bandung yang gue ambil di tempat makan tadi.

"Aku? Aku Tasya, Teh." Anak itu, keliatan laper banget.

"Tasya? Waw, namaku Rasya. Kita cuma beda T dan R." Haha... gue dan dia ketawa bareng, sambil ngabisin serabi Bandungnya. "Oiya, rumah kamu di mana? Kamu tinggal di panti asuhan juga?" Tanya gue, lama-lama gue jadi pengen tau dia, gak tau kenapa.

"Haha... iya Teh, kok bisa beda gitu ya. Ngomong-ngomong Teteh, tinggal dimana? Aku kok gak pernah liat Teteh sih?"

"Iya, aku dari Jakarta." Tunggu, udah berapa jam gue di sini? Gue liat jam dan nengnong udah jam 3! Cepet banget ya? " Mm... Tasya, Teteh gak bisa lama-lama di sini. Teteh pulang ya, mama teteh juga takut nyariin, kapan-kapan kita main di sini lagi ya?" Kata gue akhirnya.

"Sip, Teh!" Dia mengangkat tangannya dan memperlihatkan ibu jarinya yang bisa diartikan 'oke'.

Hari ini, gue merasa seneng banget apalagi jam 4 nanti  gue bisa ke kebun teh bareng Eneng, anaknya mang Dadang. Oiya, anak kecil tadi yang namanya Tasya, gue jadi inget waktu gue kecil lagi. Eh, jam berapa nih? Udah jam 4 belum? Eh, iya loh udah jam 4! Gee keluar kamar dengan pakaian yang udah rapih, tapi bukan pakaian buat pergi tapi pakaian rumah yang bisa dibilang sopan.

"Eneng! Udah dateng aja, ayo kita capcus sekarang!" Kata gue keras banget, sampai gue liat Eneng naikin bahunya secara tiba-tiba haha... pasti si Eneng kaget deh. Maaf Neng, terlalu bersemangat sih.

"Eh, Non Rasya, udah siap aja Non?" Tanya Eneng, bangun dari duduknya. Gue langsung nyamperin Eneng dan gue tarik tangan dia sambil lari, jadi si Eneng tersentak deh.

"Ayo, Neng!" Gue lari-lari sambil megang tangan Eneng.

"Non, Non, jangan lari-lari Non." Eneng mencoba memperingati gue, gue tahu Neng gue tahu, tapi lari bentar aja gak apa-apakan? Haha... Eneng udah kedengeran ngos-ngosan, oke, gue hentikan larinya Neng. Haha...

"Iya, Neng, eh, jangan panggil aku Non dong, gak enak banget panggil aja Rasya, eh... aku lebih tua dari kamu ya? Yaudah panggil aja teteh atau yaaa Rasya aja juga gak apa-apa kok, jangan panggil "non" deh pokoknya." Gue gak suka aja gue dipanggil "non" sama orang-orang, tapi kalau mang Dadang sama bi Sum sih udah biasa.

"Iya, Teh Rasya." Kata Eneng, dia senyum. Kalau senyum dia keliatan manis banget deh, emang yaa kalau orang sunda tuh geulis-geulis. "Oh iya, Non, eh Teh Rasya, nanti jangan lama-lama ya di sana Eneng harus belajar soalnya ada test buat besok." Kedengerannya Eneng hati-hati ngomongnya.

"Iya, Neng, tenang aja aku ke kebun teh cuma sebentar doang kok." Gue sama Eneng akhirnya sampai juga di sini, di kebun teh.

Di kebun teh, gue lari-lari gak jelas dan gue juga jadi inget film heart yang perannya dimainin sama Acha Septiasa dan Irwansyah, romantis deh filmnya bisa bikin gue nangis. Gue metik-metikin daun teh-nya, lari-lari gak jelas lagi, gue terus ngulang-ngulang kejadian itu dan gue jadi inget masa kecil gue lagi saat gue lagi main di kebun teh bareng Keira.

"Teh, mau bakar jagung gak?" Tanya Eneng tiba-tiba saat kita lagi dudukdi antara daun-daun teh.

"Boleh-boleh, Neng." Gue mengangguk kegirangan.

"Yaudah, Teteh nunggu di atas sana aja, nanti Eneng bawa jagung sama alat buat ngebakarnya." Gue sama Eneng berdiri, gue berjalan ke atas dan Eneng turun ke bawah, mungkin dia emeng udah nyiapin jagungnya mungkin.

Karena gue sendiri dan lumayan ngerasa bosen, gue jadi pengen curhat lagi sama pemandangan. "Aaa..." Teriak gue. "Tau gak sih, lo? Hari ini gue seneng banget, gue harap hari yang akan gue laui selanjutnya juga bakalan semenarik dan seindah hari ini!" Gue teriak. "Sekarang gue berharap banget bisa ketemu sama Keira, sebelum gue gak bisa sama sekali ketemu dia!" kata gue selanjutnya. "Gue harap setelah gue pergi nanti, gak ada yang peduli sama gue, jadi mereka gak merasa sedih kalau gue tinggalin!" teriak gue, dan tanpa sengaja air mata gue menetes gitu aja, gue pun menutup muka gue dengan kedua tangan dan tangis gue gak bisa dibendung lagi. Tangis gue pecah. Gue harus bisa berhenti nangis sebelum Eneng dateng! Gue pun bersihin air mata gue di muka, gue harap gue gak keliatan habis nangis deh.

Eneng pun dateng, dan untung aja dia gak nyadar gue abis nangis. Kita bakar-bakaran jagung, dan gak kerasa udah setengah, enam. Gue harus cepet-cepet pulang nih, nanti kalau telat mama bisa marah.

Gue sama Eneng pun akhirnya pulang. Tuhkan bener mama marah-marah sama gue, untung aja gak marahin Eneng, kan Eneng emang gak salah. "Maaf, Ma, aku gak berasa di sana." Kata gue, karena males berdebat lagi gue akhirnya masuk ke kamar, baru aja gue mau buka pintu bi Sum manggil gue. "Non Rasya, ini Non, ada surat buat Non."

"Oh, dari siapa Bi?" Kata gue sambil ngambil suratnya.

"Gak tau, coba Non baca dulu siapa tahu nama pengirimnya ada di isi suratnya."

"Oh, yaudah." Gue mau masuk kamar tapi gak jadi, gue inget. "Oiya, Bi, papa masih di sini kan? Gak balik ke Jakarta?" Tanya gue.

"Oh, tuan masih ada tapi lagi pergi keluar sama Dadang." Gue cuma ngangguk-ngangguk dan langsung masuk ke kamar.

Gue buka suratnya dan membaca isinya.

Bertahan hidup itu gak semudah membalik telapak tangan, banyak orang di dunia ini yang mencoba untuk bertahan hidup, tau kenapa? Karena mereka masih mempunyai harapan yang belum tercapai dan mereka ingin harapannya tercapai. Banyak rintangan yang mereka lewati untuk bertahan hidup, kadang rintangan itu menyulitkan mereka sendiri tapi mereka tidak peduli karena mereka yakin mereka bisa mencapai harapannya, untuk hidup lebih lama dan membahagiakan orang yang mereka sayangi.


Apa maksud isinya sih? Gue mencoba menyari nama pengirimnya, tapi kok gak ada ya? Apa ini surat nyasar?  Surat kaleng, pikir gue sih gitu. Tapi apa maksudnya coba orang ini ngirim ke gue?

Hari ini terlalu senang untuk dilewatkan, jadi gue gak mau peduli sama surat kaleng begini.

24 Februari 2012

Diary Rasya 3

HARI KE 58


Cahaya Remang-remang yang gue liat sekarang, gue juga mendengar ada yang berbicara. "Bi Sum, buburnya taruh di atas meja aja ya, biar nanti kalau Rasya bangun bisa langsung dimakan." ya ampun, bukannya itu suara mama? Gue kangen banget sama mama! Selama 4 bulan ini gue gak ketemu dia, paling cuma telepon-teleponan doang.
Gue pengen banget ngomong sama mama, tapi tenggorokan gue terasa kering banget. Gue baru mau ngomong, ternyata mama melihat gue udah bangun and finally dia yang ngomong duluan.
"Rasya, kamu udah sadar, Nak?" Jelas kedengeran banget di telinga gue suara mama yang girang. Gue berusaha buat duduk di tempat tidur dengan bantuan mama. Mungkin mama sadar gue keliatan haus jadi dia ngasih gue minum, aah... surga dunia.

"Makasih Ma," kata gue, suara gue masih rada-rada serak, "Mama, kok Mama bisa di sini? Bukannya Mama lagi ke luar negeriya?" Tanya gue, suara yang barusan aja keluar udah gak seserak tadi.

"Hmm... gini nih, kebiasaan anak mama yang gak pernah nyalain hp-nya, selalu dimatiin." Ya, gue emang punya kebiasaan matiin hp, karena gue males buat ngeladenin temen-temen kuliah gue yang suka sms gaj jelas. Gue pun merah hp-nya. Huuh... inilah yang gue malesin juga, loading untuk ngaktifin hp lama banget. Akhirnya, setelah hp aktif gue langsung disambut sama 20 massage sekalgius, dan 5 missedcal dan itu semua dari mama! Mama tentu aja ngeliat, dan dia cuma senym-senyum ke gue, gue juga senym-senyum ke dia karena gue merasa bersalah. "Ckck, Rasya lihat tuh massage-nya aja sudah 20, dan lihat tuh mama sudah nelpon kamu 5 kali." Kata mama sambil duduk di tempat tidur gue.

"Habisnya, aku males nanggepin temen-temen. Tadi aku matiin hp soalnyakan aku lagi kepengen menikmati suasana di sini, aku udah lama gak ke sini sih. Dan, aku juga kangen sama Mama!" Gue meluk mama yang ada di samping gue.

"Mama juga kangen sama kamu. Ngomong-ngomong kamu udah minum obat belum?" Tanya mama, gue yakin sebenernya mama tahu kalau gue belom minum obat, tapi gue gak tau kenapa dia malah nanya sama gue?

"Belum, Ma, aku kan belum sarapan, semalem juga aku gak minum obatnya, " gue jadi inget semalem gue belom minum obat, "oiya, sekarang jam berapa Ma?"

"Pantas aja, mm... sekarang masih pagi kok, jam enam kira-kira," katanya, dia melanjutkan, "kalau kamu mau jalan-jalan, kamu makan bubur bikinan bi Sum nih, nanti kamu minum obat setelahnya, baru nanti kamu jalan-jalan, biar nanti mama bilangin mang Dadang buat temenin kamu jalan-jalan, ya." Mama gue mengambil bubur yang ada di meja deket tempat tidur gue. Dia nyuapin gue, sumpah gue jadi inget terakhir kali nyokap nyuapin gue itu saat gue sakit diare waktu SD.

"Makasih, Ma, udah lama banget Mama gak nyuapin aku, harusnya aku sering-sering sakit kayak gini." Gue tertawa.

"Hush... gak boleh ngomong gitu, udah sekarang kamu abisin buburnya dulu nih." Mama kembali nyuapin gue.
"Oiya, mama belum cerita ke kamu ya, Sya?" Tanya mama saat sesendok bubur masuk ke dalam mulut gue. Reaksi gue hanya menggeleng, entah kenapa gue lagi males untuk ngomong. "Lusa, panti asuhan punya mama udah selesai di renovasi, jadi kamu bisa ke sana, dan kalau kamu ke sana ajak-ajak mama ya."

"Oh, niat akukan emang mau ke sana Ma, emang Mama belum tahu ya?"

"Emangnya iya, ya? Mama gak tau, semalem aja mama kaget kamu ada di sini. Yudah, kalau gitu lusa kita barengan kesana ya Sya?"

"Oke, Ma." Gue mengangkat tangan dan membentuk huruf "o" dengan jari telunjuk dan jempol.

Selesai mandi gue langsung jalan-jalan ke luar rumah, suntuk banget di rumah bosen, pada akhirnya gue minta mang Dadang buat nemenin gue jalan-jalan. "Mang, temenin aku jalan-jalan dong, Mang." Ucap gue girang saat melihat Mang Dadang di luar lagi ngopi.

"Itu mah teu masalah, Non, tapi saya harus ke sawah, Non." Kata mang Dadang

"Wah, yaudah gak apa-apa aku ikut Mang Dadang aja deh ke sawah, udah lama juga gak ke sawah." Ke sawah? Pengen banget ke sana, sawah itu tempat main gue sewaktu SD bareng Keira, kita sering main di sawah kepunyaan aki gue atau ayahnya mama gue, dan sekarang sawah itu diurus sama mang Dadang.

"Waduh, Non, tapi saya takut nanti Non malah kecapekan perjalanannyakan cukup jauh Non." Kedengerannya mang Dadang khawatir, tapi kekhawatiran mang Dadang mengalahkan kesenangan gue saat ini.

"Gak apa-apa Mang, sekarang juga masih pagi, udaranya masih seger, yaaa jadi aku pengen ke sawah."

"Tapi, di sana nanti Non bisa bentol-bentol, di sawah nanti banyak nyamuknya Non, di sana juga banyak lintahnya." Mang Dadang kayaknya berusaha banget biar gue gak ikut, tapi sori-sori aja nih mang, aku jadi mkin kebelet aja sama yang namanya sawah, urusan bentol-bentol biasa, urusan lintah malah ngangenin jadi pengen di sedot darahnya deh sama lintah, haha...

"Ya... sudahlah ayu, Non." Akhirnya, mang Dadang pasrah juga gue ikut.

Bener banget apa yang dibilang mang Dadang, gue bentol-bentol di sini! Tapi gue seneng kok bisa ke sawah, walaupun sekarang gue udah jadi anak kota, gue tetep suka sama yang namanya sawah dan kebun teh, oiya nanti sore gue mau ke kebun teh sama anaknya mang Dadang, mang Dadang sendiri yang bilang begitu, katanya Eneng yang mau nganterin, gue sih oke-oke aja.

"Mang, masih lama ya di sini?" Tanya gue karena gue lama-lama bosen cuma ngeliatin mang Dadang lagi nyangkul, niatnya gue juga pengen bantuin dia tapi dia gak mau dibantuin, yaudah.

"Iya, Non, sampe siang, Non bosen ya? Mau mang anter pulang dulu?"

"Eh, eh, gak usah Mang, aku jalan-jalan aja deh di sekitar sini."

"Yakin Non? Nanti kalau Non nyasar gimana?"

"Tenang Mang, aku itu di sini udah 12 tahun, masa iya masih nyasar juga? Tenang, kalau pulang sendiri pun aku bisa. Udah lebih baik Mang Dadang lanjut aja kerjanya, aku mau jalan-jalan terus pulang, urusan dimarahin mama atau enggak serahin ke aku aja Mang. Yaudah ya Mang, aku pergi dulu, dadah!" Gue langsung ngacir, gue yakin mang Dadang setres tuh, tenang deh Mang, aku udah 19 tahun dan selama 12 tahun gue kan tinggal di sini.

Aa... bener banget dugaan gue, pemandangan di sini masih indah banget! Hmm... seger! Ini itu tempat favorit gue sama Keira, di atas bukit tau kenapa? Karena di sini gue bisa ngeliat sawah-sawah juga rumah-rumah penduduk di sini kebun teh juga bisa kelihatan dari sini, pokoknya damai banget deh di sini.

2 jam gue di sini tapi gak merasa bosen sama sekali, padahal gue cuma duduk diem dan menikmati pemandangan alam yang emang gue suka, gue emang suka kesunyian.

"Aaah... Keira, coba aja kamu ada di sini!!" Gue teriak keras banget karena gue merasa di sekeliling gue juga lagi gak ada orang. "Apa ya, yang bisa gue nikmatin di hari-hari gue yang tersisa gak sampai dua bulan ini? Kadang gue emang suka mikir lebih baik gue hilang dari dunia ini secepatnya, karena percuma aja gue di sini karena yang gue lakukan banyak banget unsur keterpaksaan." Gue curhat sama pemandangan yang gue lihat, gue sendiri bingung harus cerita ke siapa, andai aja ada Keira di sini. Entah kenapa gue merasa percaya aja sama Keira, mungkin karena gue udah temenan sama dia selama gue SD.

It's time to go home!

"Yaah... kenapa Ma? Padahal aku pengen banget ke sana."

"Pokoknya kamu jangan ke kebun teh dulu hari ini."

"Kenapa?" Tanya gue ngotot.

"Kamu gak liat jam ya? Sudah jam 5, nanti bisa-bisa kamu pulang malem."

"Kan cuma bentar Ma."

"Siapa suruh kamu susah dibangunin? Kalau kamu tidurnya gak kelamaan pasti mama izinin."

Pasrah, terpaksa banget hari ini gue gak jadi ke kebun teh. Salah gue juga sih tidur siangnya kelamaan bangun-bangun udah jam 5 sore. Yaudahlah mau gimana lagi? Eneng, anaknya mang Dadang tadi sempet ke sini kata mama tapi mama nyurh dia pulang, kan kasihan. Dan gue memutuskan pooknya besok kudu, wajib ke kebun teh!

23 Februari 2012

Diary Rasya 2

HARI KE 59

Hari ini biasa, gak ada yang menyenangkan.
Hari ini gue mau ke pansu alias Panti Asuhan yang dibangun sama nyokap gue di daerah Puncak, dan niatnya gue mau nginep seminggu di sana kebetulan juga kuliah gue libur. Gue ke sana gak bareng bokap, tapi bareng pembantu gue bi Sum, dia udah kerja di rumah gue selama 20 tahun, sebelum gue lahir intinya. Di puncak gue tinggal di rumah gue (bukan rumah gue juga sih, tapi rumah nyokap gue), gue emang punya rumah di Puncak karena waktu gue lahir sampai SD-pun gue di sana.

Rumah gue di Puncak gak besar dan gak kecil, yaa sederhana aja. Rumah gue ini adem banget, secara ini di Puncak, banyak pohon, deket kebun teh. Gue gak bakal mau punya kolam renang! Walaupun rumah gue di Jakarta ada kolam renangnya. Gue Gak Bisa Renang. Jadi kolam renang itu gak pernah di pake, kecuali kalo lagi ada arisan keluarga di rumah gue. Biasanaya sepupu-sepupu gue sih yang renang. Jadi intinya, rumah gue yang di Puncak ini gak ada kolam renang, lagi pula kalo ada kolam renang dan ada orang yang berenang udah beku jadi es deh tuh orang. Balik lagi, rumah gue di puncak punya pager warna cream yang tingginya sepinggang orang dewasa 1 meter lebih kira-kira, di sepanjang pager ada semak-semak yang gue gak tau namanya apa, di belakang rumah gue ada gazebo dan sebelahnya ada kolam ikan, gue biasa ngerendem kaki di situ, gue emang aneh. Dan, yaudahlah gak usah dibahas. Gue punya ayunan yang muat untuk 2 orang di samping rumah, gue suka berayun di sana kalo lagi bad mood atau lagi bosen, sama aja ya? Di halaman belakang rumah gue juga ada pohon mangga, gue suka minta bokap petikin buahnya yang ada di pohon. Pokoknya gue betah banget di sini! Pengen banget gue tinggal di sini lagi!!

"Sini, Non, mang Dadang bawain kopernya." Tunggu, itu suara...

"Mang Dadang! Apa kabar Mang?" Mang Dadang, gue kangen banget sana dia, udah setahun gak ketemu. Mang Dadang itu pembantu gue, dia ditugasin buat jaga rumah gue yang di Puncak. Dia baik banget sama gue, dia juga gak ngerokok, bagus, karena gue gak suka cowok yang ngerokok, eits... bukan berarti gue suka sama Mang Dadang ya, dia udah punya 2 anak jadi jelas gak mungkin. Dia sama anaknya tinggal di deket-deket sini juga. Oiya, istrinya mmang Dadang jadi TKW di Hongkong! Gue sedikit iri, karena dia bisa tinggal di HOngkong dan gue enggak, tapi itu gak apa-apa, kan gue cinta negara gue sendiri.

"Iya, Non, mang mah, baik-baik aja. Non sendiri gimana?"

"Hmm... aku sendiri gak tau Mang, makanya aku ke sini." Kata gue dengan memasang wajah murung. Gue gak mau kesenengan gue di sini berubah. Akhirnya gue ganti topik. "Oiya, si Eneng sama Dodi gimana kabarnya? Kalau gak salah mereka sekarang SMA ya?" Tanya gue akhirnya. Umur anak mang Dadang gak jauh-jauh sama gue, soalnya waktu nikah mang Dadang umurnya masih muda banget.

"Iya, Non, Eneng udah kelas 1 SMA, kalau Dodi udah kelas 3 bentar lagi kuliah." Kata mang Dadang sambil membawa koper gue masuk ke dalam rumah, gue pun jalan ngikutin dia.

"Oh, gitu."

Capek banget dari Jakarta ke Puncak, ditambah lagi sekarang hari Minggu, orang-orang yang sumpek di Jakarta pasti liburan ke Puncak. Dan lelahnya gue itu ketawan sama mang Dadang. "Non, capek ya? Mau mang Dadang buatin air hangat buat mandi?" Nah kan, mang Dadang tau aja sih kalo gue lagi kepengen mandi air anget. Gue berangkat dari Jakarta rada siang jadi nyampenya sore, dan sekarang waktunya gue mandi pake air anget.

"Iya, Mang, boleh, aku juga lagi pengen mandi."

Gue masuk ke kamar gue, letak kamar gue itu strategis, menurut gue sih karena gue bisa langsung liat ke halaman depan rumah gue dan juga gue bisa ngeliat halaman samping gue, kamar gue warnanya biru padahal gue emang suka warna biru sih, di kamar gue ini sama sekali gak ada boneka! Gue gak suka boneka, gue emang aneh dan gue udah pernah bilang sebelumnya, gue gak kayak cewek pada umumnya yang suka sama boneka. Tapi gue suka banget sama teletubbies, gue emang gak suka bonekanya tapi gue suka sama pemain-pemainnya terutama si poh, yang warnanya merah.

Selesai beres-beresin baju yang di koper, gue pun man di dengan air angetnya, enak banget.

Malam ini gue pake piama dan cardigan warna biru, karena malam-malam di sini itu dingin banget, kalau napas bakalan keluar asep dari mulut dan gue suka gitu. Udah jam delapan malem, tapi gue belom ngantuk, masih pengen nikmatin suasana rumah gue ini. Sekarang gue lagi ada di ayunan, kangen banget sama ayunannya, dulu gue sering main ayunan ini sama sahabat gue yang di SD namanya Keira. Ya saat itu gue emang punya sahabat. Selulus SD, gue langsung pindah ke Jakarta jadi sampai sekarang gue gak pernah ketemu Keira lagi, walaupun gue suka kesini, gue tetap gak pernah ketemu dia. Sekarang gue gak anggap Keira sahabat lagi, tapi temen deket, karena lo tau gue gak percaya sama yang namanya sahabat-sahabatan.

"Non! Non Rasya! Tuan menelepon, mau bicara sama Non Rasya!" Teriak bi Sum dari dalam rumah. Sedikit terganggu sih dengan adanya telepon dari bokap gue. Hmm... yaudahlah.

Tunggu... aahh... aww... sakit banget, dada kiri gue, sakit banget, aaaah... Ya Tuhan, ada apa denganku? Kenapa dada kiriku sakit? Kenapa tiba-tiba gelap, aaah... sakit ini masih teras, dan semuanya gelap...

22 Februari 2012

Diary Rasya 1

HARI KE 60

"Kenapa kayaknya gue malang banget ya?"
"Malang apanya? Hidup lo udah sukses begini masih dibilang malang?"
"Lo gak pernah ngerasain jadi gue sih."
"Apa kata lo deh!"

Lo mau tau, kenapa gue merasa gue jadi orang termalang yang gue rasain? Hmm...
Pertama, gue kuliah di tempat yang jurusannya gak gue pengenin, gue di jurusan ekonomi, sedangkan gue pengennya jadi pemain teater.
Kedua, pemaksaan, gue selalu ada rasa keterpaksaan itu sebabnya gue kuliah di jurusan ekonomi karena paksaan. Nyokap Bokap gue udah cerai semenjak gue kelas 3 SMP, dan itu di saat gue lagi labil-labilnya tumbuh menjadi seorang ABG. Gue ikut bokap gue, tau alasannya? Gue sendiri gak tau, dan itulah sebabnya gue di suruh kuliah jurusan ekonomi, buat nerusin perusahaan bokap gue.
Ketiga, cita-cita gue? Mungkinkah bisa kecapai? Cita-cita gue, tentu aja jadi seorang pemain teater, bukan berarti mau jadi pemain sinetron loh ya! Mm... gue pengen berprofesi kayak gitu karena nyokap gue. Lo gak tau ya? Nyokap gue hebat banget, gue sendiri ngiri sama dia, yah gak usah dibahas deh, gue capek batin kalo harus bahas gituan.
Oiya, gue belom ngenalin diri ya? Nama gue Rasya, umur gue masih 19 tahun, gue ikut kelas aksel waktu SMA dan itulah sebabnya gue masih belom bisa merasakan kenakalan remaja!

Jujur banget kalo boleh jujur sejujur-jujurnya, gue pernah suka sama cowok namanya Roy, dan kita sempet pacaran, tapi belom 2 bulan ternyata dia ketawan selingkuh di depan gue. Dan sejak itu gue trauma sama yang namanya cowok. Gue juga pernah trauma sama yang namanya sahabat, karena sahabat gue itulah yang ternyata diem-diem pacaran sama Roy!! Dan sekarang pun gue gak pernah punya sahabat dan gak akan pernah mau!! Gue takut rasa sakitnya kambuh lagi!!
Malang banget gak sih Jalan Hidup Gue? Bahkan kali malang sama gue lebih malangan gue!

But now, I just hope someone will help me from all my problem in the real world, I just want to think this is just my dream. I hope someone will make me wake up from my sleep!!!

Tapi sayangnya semua itu udah telat, gue sekarang cuma bisa menikmati sisa hidup gue hanya dengan belajar dan sebanyak-banyaknya membantu orang, karena hidup gue mungkin gak akan lama lagi. Gue kena penyakit jantung. Diperkirakan umur gue tinggal 2 bulan lagi dihitung dari sekarang. Berarti sekitar 60 hari lagi dari sekarang. Cuma bisa menikmati hari-hari gue yang gloomy and bored. Menunggu yang pasti dan bakalan dateng sendiri aja.

18 Februari 2012

Apa judul yang tepat kayak gini?

Tau gak, kenapa sekarang gue jadi sering bikin puisi? Terutama puisi tentang cinta. Ada yang tau?
Itu karena gue sering baca novel tentang roman, dan emang gue suka itu. Tapi kadang gue jadi suka nyesek sendiri kalo selesai baca novel, karena gue selalu kebayang dia <3. Nyesek karena akhir dari novel itu kebanyakan bahagia, cinta mereka terbalaskan, penantian mereka akhirnya selesai, setelah lama menunggu akhirnya yang mereka nanti datang juga. Kapan gue bisa kayak cerita di novel yaa?
Kalo pun ada novel yang berakhiran sedih, tapi sebelumnya mereka pasti pernah merasakan kebahagian yang emang mereka inginkan.
Apa gue bisa kayak mereka? Gue rasa gak mungkin, kehidupan yang gue jalanin saat ini itu kehidupan nyata, realita bukan sembarang kehidupan yang apa aja yang kita inginkan terkabul, kalo pun bisa terkabul mungkin gue  gak akan nulis kayak gini dan punya perasaan kayak gini. Sekarang.
Kehidupan yang gue jalanin sekarang banyak banget rintangan dan gak mempunyai akhir, semua rintangan itu akan berakhir kalo gue udah gak bisa ada di dunia lagi.

Gue pernah bikin puisi "Seandainya", lo tau inspirasi gue dari mana?
Dari novel karya Ilana Tan yang judulnya Sunshine Becomes You, diri gue sendiri, dan elo yang di sana. Gue tuh meresapi banget apa yang bakal terjadi kalo umur gue udah gak panjang lagi, tapi cinta gue ke elo masih ada dan gak ilang-ilang dan di saat terakhir gue berharap lo juga cinta sama gue. Emang itu cuma seandainya dan andai andai belaka, dan semua itu emang seandainya. Gak ada realita!

Novel selanjutnya "Menunggu"
Gue dapet inspirasi dari diri gue sendiri dan elo yang di sana. Jujur gue capek dan lelah banget untuk menunggu lo, tapi gue jadi betah nunggu lo karena gue suka sama lo, rasa cinta gue ke elo gak ilang-ilang gue kerok sekali pun rasanya masih nempel, apa lagi saat lo senyum gue gak peduli lo senyum kesiapa. Gue masih nunggu lo sampe sekarang karena gue cinta sama lo <3

Semuanya tuh cuma khayalan gue doang!!!
dalam khayalan gue, lo cinta juga sama gue, lo tuh perhatian ke gue... Itu cuma khayalan.
Bude gue bilang, "Bermimpi atau berkhayal itu gak salah kok, malah mungkin suatu saat impian atau khayalan itu dapat terkabul" Gue selalu, selalu dan selalu bermimpi dan berkhayal tapi begitu gue balik ke dunia nyata sakit sih sakit rasanya, tapi dengan berhayal gue tau gimana rasanya kalo lo juga cinta sama gue. Yaa tapi semua itu cuma khayalan.

I love You Boy with all my heart, I will waiting for you <3

17 Februari 2012

New Game

Bonjour!!! Hello... I'm back. Now I want you to know my new game with deby, that hear is strange but I like this game. I made it when I studied english, I was lazy when my teacher, just call her Ma'am Sari, so I just played and chatted with Deby. And because it I found a new game!! I don't give name becouse I don't know why?? 
How to play?
Simple just sing like this "Cang kacang panjang yang panjang yang pendek..." We always sing with amburadul song hahah :D then, if you want to finish just sing "yang pendek jaga" or "yang panjang jaga" If you get the long hand or short hand appropriate with the song, your friend will pinching your nose with two fingers, and sometimes it will hurt.
Haha... =D It is intersting

14 Februari 2012

Biarkanlah

Waktu begitu cepat berlalu
Karena dirimu di sampingku
Karena kau menatapku dengan pandangan itu
Pandangan yang membuatku salah tingkah
Karena kau tersenyum padaku
Membuatku ikut tersenyum

Biarkanlah aku menatap matamu
Biarkanlah aku tersenyum padamu
Biarkanlah aku menggenggam tanganmu
Dan biarkanlah aku memilikimu
Seumur hidupku

Aku tidak ingin lagi berandai
Aku tidak ingin lagi menunggu
Jadi,
Biarkanlah itu terjadi
Biarkanlah itu menjadi fakta

Aku tidak akan membiarkan kau pergi dariku
Aku akan menjagamu
Di sini, di sampingku, bersamaku, selamanya

Khilda Utami
14 Februari 2012

Menunggumu

Memang
Memang menunggu itu hal yang menyebalkan
Hal yang menguras waktu dan tenaga
Tapi aku tidak pernah lelah menunggumu

Menunggumu
Tapi kau tak kunjung datang
Dan tak akan pernah
Aku tahu itu
Tapi aku tidak merasa sia-sia menunggumu
Bahkan, menunggumu adalah hal terindah
Hal terindah yang kurasakan

Mungkin aku mulai lelah menunggu
Tapi kau berikan senyum itu
Senyum yang mebuat jantungku berdegup lebih cepat
Senyum yang membuatku ingin selalu menunggumu

Sampai hari itu datang
Sampai waktu yang tidak diinginkan itu tiba
Aku akan tetap menunggumu

Khilda Utami
11 Februari 2012

11 Februari 2012

Dongeng Tidur : Pika dan Piko "Pencarian Piko"

HAI SEMUA!!! Aku Pika, sekarang kalian berada di duniaku, dunia Fanemmy. Di sini apapun yang kalian minta akan terkabul tapi tentu saja ada syaratnya, mau tau? Kalau ingin tahu, kalian harus membantuku mencari Piko.

Sejak bertemu dengan tuan Dur, dia menghilang. Awalnya aku kira ia bersembunyi di tempat persembunyiannya yaitu di bawah tempat tidur tapi saat aku periksa, ia tida ada di sana, apakah mungkin dia berada di tempat persembunyanku? Ah, tapi tidak mungkin. seingatku tidak ada yang tahu tempat rahasiaku. Tempat rahasiaku ada di sebuah taman di dekat danau Rum, di sana terdapat sebuah gua dan aku sering ke sana jika aku sedang sedih. UPS! Sekarang kalian tahu tempat rahasiaku. Kumohon jangan beritahu rahasia ini kepada siapapun terlebih lagi kepada Piko.

Sebenarnya, bisa saja aku meminta sesuatu karena semua itu akan terkabul, tapi ingat semua itu bersyarat. Kalian tahu apa syaratnya? Aku sendiri tidak tahu, hehe =D. Maka dari itu, bantu aku mencari tahu ya, sekaligus untuk menemukan Piko.

Seharian ini, aku lelah sekali mencari Piko dari pagi, siang, sore dan sudah malam begini aku tak kunjung menemukan Piko. Piko kemanakah kau pergi? Aku sangat lelah. Aku menyerah, dan aku akan mencarinya kembali besok. Aku kembali ke rumah dengan perasaan lelah dan merasa bersalah, tapi begitu aku melihat rumahku yang berbentuk gitar ini, rasa lelahku sedikit memudar, namun ketika melihat ke arah samping rumahku aku teringat Piko kembali karena rumah kami bersebelahan, rumah Piko berbentuk donat, karena dia suka sekali makan. 

Aku masuk ke dalam rumahku, lalu aku langsung menuju ke kamar, aku sudah tidak sanggup lagi, lelah sekali. Begitu aku naik ke ranjang dan mentup mataku... Aku tidak bisa tidur!!! Apa yang terjadi, bukankah aku lelah sekali hari ini? Aku ingat sekarang, aku mempunyai penyakit insomnia. Karena tidak bisa tidur, aku bangun dan meraih gitar yang terletak di sebelah tempat tidurku, aku suka sekali bermain gitar, itulah sebabnya rumahku berbentuk gitar. Tanpa terasa tanganku melemas memetik senar gitar, badanku juga dan mataku mulai tertutup.

Huaaaa... Sepertinya tidurku hari ini cukup nyenyak. Begitu aku bangun, kulihat jam dinding di kamarku pukul 9 pagi, aku harus mandi dan mencari Piko lagi sebelum matahari terbenam, karena Piko takut dengan gelap! Huh, aku jadi khawatir, semalam dia bagaimana ya?

Semua sudah siap di dalam tas ransel berbentuk donat, setidaknya jika Piko melihat dia tahu bahwa itu aku, karena hanya aku dan dia yang mempunyai tas yang sama. Perjalanan pun dimulai.

Aku memulai perjalanan dengan menuju toko donat yans sering aku kunjungi bersama Piko, perjalanan ke sana memang tidak jauh hanya 1 kilometer dari tempatku tinggal,  untuk ke sana kami harus menyebrangi sungai Tra, sungai ini indah karena airnya yang jernih juga banyak bebatuan kecil di pinggir sungai, airnya pun tidak begitu deras. Aku biasa melewatinya dengan teratai di pinggir sungai. Untuk mengubah teratai itu menjadi perahu aku harus berkata "tropop" dan teratai berubahlah menjadi perahu. Sudah kubilang di duniaku apa saja yang kita inginkan dapat terkabul, tapi ini berbeda, ini sebuah kata umum yang selalu diucapkan jika kita ingin menggunakan suatu benda atau barang atau tumbuhan atau... apalah itu. Sampai di sebrang sungai, aku langsung pergi meluncur menuju toko donat. 

Di toko donat, aku langsung menuju dapur untuk mencari tuan Rus. "Tuan Rus, apakah Anda melihat Piko? Sejak kemarin dia tidak ada, aku sudah mencarinya seharian kemarin, ia menghilang setelah bertemu tuan Dur di kantor pos kemarin. Apakah Kau tahu kemana dia? Aku sangat kawatir Tuan Rus, apa yang harus kulakukan? Kumohon jawab pertanyaanku tuan Rus!" Tanyaku terlalu menggebu kepada tuan Rus, bagaimana tidak? Aku sangat kawatir pada Piko saat ini.

"Hey, hey, Pika, bagaimana aku ingin memberi jawabanku jika Kamu terus bertanya dan menjelaskan menghilangnya Piko. Sekarang coba jelaskan padaku dari awal dan bagaimana ceritanya sampai Piko bisa menghilang," ucap tuan Rus mencoba menenangkanku. Begitu aku ingin membuka mulut dan ingin memulai menjelaskan, tuan Rus mendahuluiku. "Tunggu, kita jangan bicara di sini, di sini terlalu berisik dan suasananya tidak enak, bagaimana jika Kamu menunggu di meja makan nomor 6, aku akan ke sana dan apa Kamu ingin memesan donat isi selai strawberry?" Sebelum aku menjawab, tuan Rus kembali mendahuluiku. "Tenang, tidak perlu membayarnya, anggap saja ini sebagai hadiah dariku." Mendengar perkataan tuan Rus aku sedikit senang. Aku menuju meja makan bernomor 6, angka kesukaanku dengan Piko. Aku teringat kembali dengan Piko, huuh Piko kamu kemana sih?

"Ya, Pika, apa yang ingin Kamu jelaskan padaku tentang hilangnya Piko?" katanya, ia duduk di depanku tidak lupa dengan donat isi selai strowberry.

"Jadi, jadi, gini ceritanya. Saat aku dan Piko sedang bermain di taman pagi kemarin lusa, kami bertemu dengan tuan Dur. Kemudian ia mengajak Piko berbicara, kata Piko, tuan Dur memintanya ke kantor pos bersama dan karena aku harus membereskan rumah pagi itu aku tidak ikut dengan mereka. Aku pulang dan mereka ke kantor pos. Setelah itulah aku tidak melihat Piko lagi, aku sudah mencarinya kemana-mana, ketempat favoritnya, rumahnya dan dimana saja, aku sudah mencarinya tapi tidak berhasil menemukannya. Apa yang harus kulakukan tuan Rus? Aku sangat khawatir," jelasku panjang lebar.

"Baiklah, Kamu sudah mengeceknya dimana pun dan tetap tidak menemukannya? hemm, oke aku akan membantumu Pika. Dengan satu syarat, Kamu tidak boleh berkata kepada siapapun tentang apa yang akan kuberitahukan padamu. Sekarang, makan donatmu dan setelah itu ikut denganku. Kalau bisa jangan banyak tanya, oke?" Aku mengangguk mantap.

"Baiklah." Aku memakan donat isi selai strawberryku sampai habis. Aku jadi penasaran dengan yang dimaksud dengan tuan Rus, apa yang ingin ia lakukan yaa?

"Kesini," kata tuan Rus kepadaku saat aku melalui ruang kantornya. Kulihat sekilas ruang kantor itu tersusun dengan rapih dan banyak sekali piala-piala tuan Rus, hebat juga ya dia. kulihat tuan Rus menuju meja kerjanya kemudian membuka laci lemarinya, aku mengampirinya karena penasaran. Aku melihat ada sebuah bubuk berwarna ungu, hei, itukan warna kesukaanku. "Ini, Kamu tahu ini apa?" tanyanya, karena tidak tahu aku menggeleng. "Ini adalah bubuk ajaib, tahukan kalau dunia kita dapat mengabulkan apa saja? Dan ini..." Belum sempat ia melanjutkan bicaranya aku menyambar.

"Jadi? Itu bubuk yang dapat mengabulkan semua permintaanku?" tanyaku dengan suara yang meninggi, langsung saja tuan Rus mendekap mulutku. Aku baru tersadar, tidak semua orang tahu dengan hal ini, dan aku akan menyimpan rahasia ini.

"Jangan keras-keras." Tuan Rus memberitahuku dan aku hanya mengangguk, ia pun melepaskan dekapannya. Ia mengambil sebuah baskom yang ternyata ada di di dalam lacinya juga. Ia mengisi baskom itu dengan air kemudian memasukan dua sendok bubuk ungu itu ke dalam baskom. Terlihat gelenyar-gelenyar aneh di baskom begitu tuan Rus mengucapkan mantra-mantra asing. Piko! Aku melihat Piko di dalam baskom itu. 

"Dimana dia Tuan Rus?" tanyaku penasaran. Sepertinya tempat Piko itu tidak asing, ia sedang tidur.

"Coba Kamu perhatikan baik-baik dimana dia," tanya tuan Rus. Aku menerawang keadaan sekeliling Piko... Tunggu! Tapi bagaimana bisa?

"Mengapa dia berada di kamarnya? Tepatnya di kolong tempat tidur, kemarin aku sudah mencarinya di sana." Tentu saja aku kaget dan penasaran bagaimana ia ada di kamarnya padahal aku sudah mencarinya dengan teliti.

"Pika, sekarang lebih baik susul Piko di rumahnya, coba tanyakan langsung padanya." Suara tuan Rus terdengar bijak, membuatku lengsung mengiyakan kata-katanya.

*

Aku menghambur masuk ke dalam rumah Piko, rumahnya tidak pernah dikunci tapi ia tidak pernah kemalingan padahal di dunia Fanemmy ini banyak maling, aku selalu heran dengan itu. Begitu masuk, aku menuju kamarnya kemudian mengecek kolong tempat tidur Piko.
Tidak ada!
Aku panik, aku kehilangan Piko lagi, hah Piko, apa sih sihir yang kamu gunakan hingga bisa hilang timbul seperti itu. Aku terus mencarinya di kamar, mengecek lemari pakaian, tempat ganti baju, kamar mandi, tapi tak juga aku menemukan Piko. Piko selalu berhasil membuatku senang, khawatir dan sedih dalam sekejap.

"Pika, apa yang Kamu lakukan?" terdengar suara Piko yang parau, seperti orang bangun tidur. Melihat Piko yang muncul tiba-tiba aku senang bukan main! Akhirnya aku bertemu Piko kawan-kawan!

"Piko Kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana tapi tidak menemukanmu!" kataku marah, aku tetap kesal dengannya karena menghilang dengan tiba-tiba.

"Aku tidak kemana-mana. Aku ada di rumah seharian." jelas Piko polos.

"Tapi aku sudah mencarimu dan tidak ketemu."

"Aku langsung pulang ke rumah begitu dari kantor pos. Aku sendiri mendengar Kamu masuk ke rumahku kemarin." Piko menuju ruang tamu kemudian menyalakan tv, meninggalkanku yang masih tidak percaya dengan perkataannya. Apa mungkin ia di rumahnya, tapi aku tidak menemukannya? Pertanyaanku itu terus terngiang di kepalaku.

"Maaf kemarin aku tidak menanggapi panggilanmu, aku sedang ada di loteng untuk membenarkan atapku yang bocor saat Kamu datang." Jadi, Piko tidak kemana-mana? Ah, dasar Pika, bagaimana bisa aku tidak mengecek loteng! Sepertinya ketidaktelitianku menginjak tanda parah.

"Hufhh, Piko, Kamu tahu tidak, aku mencarimu kemana-mana sampai ke tempat tuan Rus! Sampai menggunakan bubuk ungu ajaib itu, hanya demi mencarimu," kataku sedih.

"Benarkah? Maafkan aku tidak memberitahumu Pika, lain kali kalau ada apa-apa aku akan mengabarimu jadi Kamu tidak akan khawatir. Aku janji." Piko tersenyum dan menawarkan jari kelingkingnya, dengan hati senang aku mengaitkan jari kelingkingku.

"Sahabat terbaik sepanjang masa PIPOPS" seru kami bersamaan.



10 Februari 2012

Love Is You - Cherry Belle

Who a big fans of Chibi... Love is you
That's right, love is you 


baby i love you, love you love you so much
since i found out love is you


cinta satu kata penuh makna
cinta bawa hati bahagia
dari sekian juta keindahan dunia
http://mp3indodownload.blogspot.com
di mata hatiku kaulah kehidupanku


baby i love you, love you, love you so much
and i miss you, miss you when you’re gone
baby i need you, need you, need you so much
since i found out love is you


cinta temani suka dan duka huuu...
cinta bawaku bahagia bahagia
dari sekian juta keindahan dunia
di mata hatiku mata hatiku
hanya kaulah yang aku cinta


baby i love you, love you, love you so much
and i miss you, miss you when you’re gone
baby i need you, need you, need you so much
since i found out love is you


baby i miss you, baby i need you
baby i miss you, baby i need you
baby i miss you, baby i need you
baby i miss you, baby i need you


baby i love you, love you, love you so much
and i miss you, miss you when you’re gone
baby i need you, need you, need you so much
since i found out love is you


baby i love you, love you, love you so much
and i miss you, miss you when you’re gone
baby i need you, need you, need you so much
since i found out love is you, since i found out love is you


baby i miss you, baby i need you
baby i miss you, baby i need you 

Ne Yo- One In A Million

Like this song, I want it, as One In A Million in your heart



Jet setter
Go getter
Nothing better
Call me Mr. been there done that
Top model chick to your every day hood rat
Less than all but more than a few
But I’ve never met one like you



Been all over the world
Done a little bit of everything
Little bit of everywhere
With a little bit of everyone
All the girls I’ve been with
Things I’ve seen it takes much to impress
But sure enough you go it makes your soul stand up from all the rest



I can be in love
But I just don’t know
Baby one thing is for certain
Whatever you do it’s working
All the girls don’t matter
In your presence can’t do what you do
There’s a million girls around but I don’t see no one but you



Girl you’re so one in a million
You are
Baby you’re the best I ever had
Best I ever had
And I’m certain that
There ain’t nothing better
No there ain’t nothing better than this



You’re not a regular girl
You don’t give a damn about your look
Talking about I can’t do it for you
But you can do it for yourself
Even though that ain’t so
Baby cause my dough don’t know how to end
But that independent thing I’m with it
All we do is win baby



I could be in love
But I just don’t know
Baby one thing is for certain



Whatever you do it’s working
All the girls don’t matter
In your presence can’t do what you do
There’s a million girls around but I don’t see no one but you



Baby you’re so one in a million
You are
Baby you’re the best I ever had
Best I ever had
And I’m certain that
There ain’t nothing better
No there ain’t nothing better than this
Girl you’re so one in a million
You are
Baby you’re the best I ever had
Best I ever had
And I’m certain that
There ain’t nothing better
No there ain’t nothing better than this
*courtesy of Lagunya.com
Timing girl
Only one in the world
Just one of a kind
She mine



Ooh all that I can think about is what this thing could be
A future baby
Baby you’re one of a kind
That means that you’re the only one for me
Only one for me
Baby (girl) you’re so one in a million
You are
Baby you’re the best I ever had
Best I ever had
And I’m certain that
There ain’t nothing better
No there ain’t nothing better than this
Girl you’re so one in a million
You are
Baby you’re the best I ever had
Best I ever had
And I’m certain that
There ain’t nothing better
No there ain’t nothing better than this