HAI SEMUA!!! Aku Pika, sekarang kalian berada di duniaku, dunia Fanemmy. Di sini apapun yang kalian minta akan terkabul tapi tentu saja ada syaratnya, mau tau? Kalau ingin tahu, kalian harus membantuku mencari Piko.
Sejak bertemu dengan tuan Dur, dia menghilang. Awalnya aku kira ia bersembunyi di tempat persembunyiannya yaitu di bawah tempat tidur tapi saat aku periksa, ia tida ada di sana, apakah mungkin dia berada di tempat persembunyanku? Ah, tapi tidak mungkin. seingatku tidak ada yang tahu tempat rahasiaku. Tempat rahasiaku ada di sebuah taman di dekat danau Rum, di sana terdapat sebuah gua dan aku sering ke sana jika aku sedang sedih. UPS! Sekarang kalian tahu tempat rahasiaku. Kumohon jangan beritahu rahasia ini kepada siapapun terlebih lagi kepada Piko.
Sebenarnya, bisa saja aku meminta sesuatu karena semua itu akan terkabul, tapi ingat semua itu bersyarat. Kalian tahu apa syaratnya? Aku sendiri tidak tahu, hehe =D. Maka dari itu, bantu aku mencari tahu ya, sekaligus untuk menemukan Piko.
Seharian ini, aku lelah sekali mencari Piko dari pagi, siang, sore dan sudah malam begini aku tak kunjung menemukan Piko. Piko kemanakah kau pergi? Aku sangat lelah. Aku menyerah, dan aku akan mencarinya kembali besok. Aku kembali ke rumah dengan perasaan lelah dan merasa bersalah, tapi begitu aku melihat rumahku yang berbentuk gitar ini, rasa lelahku sedikit memudar, namun ketika melihat ke arah samping rumahku aku teringat Piko kembali karena rumah kami bersebelahan, rumah Piko berbentuk donat, karena dia suka sekali makan.
Aku masuk ke dalam rumahku, lalu aku langsung menuju ke kamar, aku sudah tidak sanggup lagi, lelah sekali. Begitu aku naik ke ranjang dan mentup mataku... Aku tidak bisa tidur!!! Apa yang terjadi, bukankah aku lelah sekali hari ini? Aku ingat sekarang, aku mempunyai penyakit insomnia. Karena tidak bisa tidur, aku bangun dan meraih gitar yang terletak di sebelah tempat tidurku, aku suka sekali bermain gitar, itulah sebabnya rumahku berbentuk gitar. Tanpa terasa tanganku melemas memetik senar gitar, badanku juga dan mataku mulai tertutup.
Huaaaa... Sepertinya tidurku hari ini cukup nyenyak. Begitu aku bangun, kulihat jam dinding di kamarku pukul 9 pagi, aku harus mandi dan mencari Piko lagi sebelum matahari terbenam, karena Piko takut dengan gelap! Huh, aku jadi khawatir, semalam dia bagaimana ya?
Semua sudah siap di dalam tas ransel berbentuk donat, setidaknya jika Piko melihat dia tahu bahwa itu aku, karena hanya aku dan dia yang mempunyai tas yang sama. Perjalanan pun dimulai.
Aku memulai perjalanan dengan menuju toko donat yans sering aku kunjungi bersama Piko, perjalanan ke sana memang tidak jauh hanya 1 kilometer dari tempatku tinggal, untuk ke sana kami harus menyebrangi sungai Tra, sungai ini indah karena airnya yang jernih juga banyak bebatuan kecil di pinggir sungai, airnya pun tidak begitu deras. Aku biasa melewatinya dengan teratai di pinggir sungai. Untuk mengubah teratai itu menjadi perahu aku harus berkata "tropop" dan teratai berubahlah menjadi perahu. Sudah kubilang di duniaku apa saja yang kita inginkan dapat terkabul, tapi ini berbeda, ini sebuah kata umum yang selalu diucapkan jika kita ingin menggunakan suatu benda atau barang atau tumbuhan atau... apalah itu. Sampai di sebrang sungai, aku langsung pergi meluncur menuju toko donat.
Di toko donat, aku langsung menuju dapur untuk mencari tuan Rus. "Tuan Rus, apakah Anda melihat Piko? Sejak kemarin dia tidak ada, aku sudah mencarinya seharian kemarin, ia menghilang setelah bertemu tuan Dur di kantor pos kemarin. Apakah Kau tahu kemana dia? Aku sangat kawatir Tuan Rus, apa yang harus kulakukan? Kumohon jawab pertanyaanku tuan Rus!" Tanyaku terlalu menggebu kepada tuan Rus, bagaimana tidak? Aku sangat kawatir pada Piko saat ini.
"Hey, hey, Pika, bagaimana aku ingin memberi jawabanku jika Kamu terus bertanya dan menjelaskan menghilangnya Piko. Sekarang coba jelaskan padaku dari awal dan bagaimana ceritanya sampai Piko bisa menghilang," ucap tuan Rus mencoba menenangkanku. Begitu aku ingin membuka mulut dan ingin memulai menjelaskan, tuan Rus mendahuluiku. "Tunggu, kita jangan bicara di sini, di sini terlalu berisik dan suasananya tidak enak, bagaimana jika Kamu menunggu di meja makan nomor 6, aku akan ke sana dan apa Kamu ingin memesan donat isi selai strawberry?" Sebelum aku menjawab, tuan Rus kembali mendahuluiku. "Tenang, tidak perlu membayarnya, anggap saja ini sebagai hadiah dariku." Mendengar perkataan tuan Rus aku sedikit senang. Aku menuju meja makan bernomor 6, angka kesukaanku dengan Piko. Aku teringat kembali dengan Piko, huuh Piko kamu kemana sih?
"Ya, Pika, apa yang ingin Kamu jelaskan padaku tentang hilangnya Piko?" katanya, ia duduk di depanku tidak lupa dengan donat isi selai strowberry.
"Jadi, jadi, gini ceritanya. Saat aku dan Piko sedang bermain di taman pagi kemarin lusa, kami bertemu dengan tuan Dur. Kemudian ia mengajak Piko berbicara, kata Piko, tuan Dur memintanya ke kantor pos bersama dan karena aku harus membereskan rumah pagi itu aku tidak ikut dengan mereka. Aku pulang dan mereka ke kantor pos. Setelah itulah aku tidak melihat Piko lagi, aku sudah mencarinya kemana-mana, ketempat favoritnya, rumahnya dan dimana saja, aku sudah mencarinya tapi tidak berhasil menemukannya. Apa yang harus kulakukan tuan Rus? Aku sangat khawatir," jelasku panjang lebar.
"Baiklah, Kamu sudah mengeceknya dimana pun dan tetap tidak menemukannya? hemm, oke aku akan membantumu Pika. Dengan satu syarat, Kamu tidak boleh berkata kepada siapapun tentang apa yang akan kuberitahukan padamu. Sekarang, makan donatmu dan setelah itu ikut denganku. Kalau bisa jangan banyak tanya, oke?" Aku mengangguk mantap.
"Baiklah." Aku memakan donat isi selai strawberryku sampai habis. Aku jadi penasaran dengan yang dimaksud dengan tuan Rus, apa yang ingin ia lakukan yaa?
"Kesini," kata tuan Rus kepadaku saat aku melalui ruang kantornya. Kulihat sekilas ruang kantor itu tersusun dengan rapih dan banyak sekali piala-piala tuan Rus, hebat juga ya dia. kulihat tuan Rus menuju meja kerjanya kemudian membuka laci lemarinya, aku mengampirinya karena penasaran. Aku melihat ada sebuah bubuk berwarna ungu, hei, itukan warna kesukaanku. "Ini, Kamu tahu ini apa?" tanyanya, karena tidak tahu aku menggeleng. "Ini adalah bubuk ajaib, tahukan kalau dunia kita dapat mengabulkan apa saja? Dan ini..." Belum sempat ia melanjutkan bicaranya aku menyambar.
"Jadi? Itu bubuk yang dapat mengabulkan semua permintaanku?" tanyaku dengan suara yang meninggi, langsung saja tuan Rus mendekap mulutku. Aku baru tersadar, tidak semua orang tahu dengan hal ini, dan aku akan menyimpan rahasia ini.
"Jangan keras-keras." Tuan Rus memberitahuku dan aku hanya mengangguk, ia pun melepaskan dekapannya. Ia mengambil sebuah baskom yang ternyata ada di di dalam lacinya juga. Ia mengisi baskom itu dengan air kemudian memasukan dua sendok bubuk ungu itu ke dalam baskom. Terlihat gelenyar-gelenyar aneh di baskom begitu tuan Rus mengucapkan mantra-mantra asing. Piko! Aku melihat Piko di dalam baskom itu.
"Dimana dia Tuan Rus?" tanyaku penasaran. Sepertinya tempat Piko itu tidak asing, ia sedang tidur.
"Coba Kamu perhatikan baik-baik dimana dia," tanya tuan Rus. Aku menerawang keadaan sekeliling Piko... Tunggu! Tapi bagaimana bisa?
"Mengapa dia berada di kamarnya? Tepatnya di kolong tempat tidur, kemarin aku sudah mencarinya di sana." Tentu saja aku kaget dan penasaran bagaimana ia ada di kamarnya padahal aku sudah mencarinya dengan teliti.
"Pika, sekarang lebih baik susul Piko di rumahnya, coba tanyakan langsung padanya." Suara tuan Rus terdengar bijak, membuatku lengsung mengiyakan kata-katanya.
*
Aku menghambur masuk ke dalam rumah Piko, rumahnya tidak pernah dikunci tapi ia tidak pernah kemalingan padahal di dunia Fanemmy ini banyak maling, aku selalu heran dengan itu. Begitu masuk, aku menuju kamarnya kemudian mengecek kolong tempat tidur Piko.
Tidak ada!
Aku panik, aku kehilangan Piko lagi, hah Piko, apa sih sihir yang kamu gunakan hingga bisa hilang timbul seperti itu. Aku terus mencarinya di kamar, mengecek lemari pakaian, tempat ganti baju, kamar mandi, tapi tak juga aku menemukan Piko. Piko selalu berhasil membuatku senang, khawatir dan sedih dalam sekejap.
"Pika, apa yang Kamu lakukan?" terdengar suara Piko yang parau, seperti orang bangun tidur. Melihat Piko yang muncul tiba-tiba aku senang bukan main! Akhirnya aku bertemu Piko kawan-kawan!
"Piko Kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana tapi tidak menemukanmu!" kataku marah, aku tetap kesal dengannya karena menghilang dengan tiba-tiba.
"Aku tidak kemana-mana. Aku ada di rumah seharian." jelas Piko polos.
"Tapi aku sudah mencarimu dan tidak ketemu."
"Aku langsung pulang ke rumah begitu dari kantor pos. Aku sendiri mendengar Kamu masuk ke rumahku kemarin." Piko menuju ruang tamu kemudian menyalakan tv, meninggalkanku yang masih tidak percaya dengan perkataannya. Apa mungkin ia di rumahnya, tapi aku tidak menemukannya? Pertanyaanku itu terus terngiang di kepalaku.
"Maaf kemarin aku tidak menanggapi panggilanmu, aku sedang ada di loteng untuk membenarkan atapku yang bocor saat Kamu datang." Jadi, Piko tidak kemana-mana? Ah, dasar Pika, bagaimana bisa aku tidak mengecek loteng! Sepertinya ketidaktelitianku menginjak tanda parah.
"Hufhh, Piko, Kamu tahu tidak, aku mencarimu kemana-mana sampai ke tempat tuan Rus! Sampai menggunakan bubuk ungu ajaib itu, hanya demi mencarimu," kataku sedih.
"Benarkah? Maafkan aku tidak memberitahumu Pika, lain kali kalau ada apa-apa aku akan mengabarimu jadi Kamu tidak akan khawatir. Aku janji." Piko tersenyum dan menawarkan jari kelingkingnya, dengan hati senang aku mengaitkan jari kelingkingku.
"Sahabat terbaik sepanjang masa PIPOPS" seru kami bersamaan.
"Coba Kamu perhatikan baik-baik dimana dia," tanya tuan Rus. Aku menerawang keadaan sekeliling Piko... Tunggu! Tapi bagaimana bisa?
"Mengapa dia berada di kamarnya? Tepatnya di kolong tempat tidur, kemarin aku sudah mencarinya di sana." Tentu saja aku kaget dan penasaran bagaimana ia ada di kamarnya padahal aku sudah mencarinya dengan teliti.
"Pika, sekarang lebih baik susul Piko di rumahnya, coba tanyakan langsung padanya." Suara tuan Rus terdengar bijak, membuatku lengsung mengiyakan kata-katanya.
*
Aku menghambur masuk ke dalam rumah Piko, rumahnya tidak pernah dikunci tapi ia tidak pernah kemalingan padahal di dunia Fanemmy ini banyak maling, aku selalu heran dengan itu. Begitu masuk, aku menuju kamarnya kemudian mengecek kolong tempat tidur Piko.
Tidak ada!
Aku panik, aku kehilangan Piko lagi, hah Piko, apa sih sihir yang kamu gunakan hingga bisa hilang timbul seperti itu. Aku terus mencarinya di kamar, mengecek lemari pakaian, tempat ganti baju, kamar mandi, tapi tak juga aku menemukan Piko. Piko selalu berhasil membuatku senang, khawatir dan sedih dalam sekejap.
"Pika, apa yang Kamu lakukan?" terdengar suara Piko yang parau, seperti orang bangun tidur. Melihat Piko yang muncul tiba-tiba aku senang bukan main! Akhirnya aku bertemu Piko kawan-kawan!
"Piko Kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana tapi tidak menemukanmu!" kataku marah, aku tetap kesal dengannya karena menghilang dengan tiba-tiba.
"Aku tidak kemana-mana. Aku ada di rumah seharian." jelas Piko polos.
"Tapi aku sudah mencarimu dan tidak ketemu."
"Aku langsung pulang ke rumah begitu dari kantor pos. Aku sendiri mendengar Kamu masuk ke rumahku kemarin." Piko menuju ruang tamu kemudian menyalakan tv, meninggalkanku yang masih tidak percaya dengan perkataannya. Apa mungkin ia di rumahnya, tapi aku tidak menemukannya? Pertanyaanku itu terus terngiang di kepalaku.
"Maaf kemarin aku tidak menanggapi panggilanmu, aku sedang ada di loteng untuk membenarkan atapku yang bocor saat Kamu datang." Jadi, Piko tidak kemana-mana? Ah, dasar Pika, bagaimana bisa aku tidak mengecek loteng! Sepertinya ketidaktelitianku menginjak tanda parah.
"Hufhh, Piko, Kamu tahu tidak, aku mencarimu kemana-mana sampai ke tempat tuan Rus! Sampai menggunakan bubuk ungu ajaib itu, hanya demi mencarimu," kataku sedih.
"Benarkah? Maafkan aku tidak memberitahumu Pika, lain kali kalau ada apa-apa aku akan mengabarimu jadi Kamu tidak akan khawatir. Aku janji." Piko tersenyum dan menawarkan jari kelingkingnya, dengan hati senang aku mengaitkan jari kelingkingku.
"Sahabat terbaik sepanjang masa PIPOPS" seru kami bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar