Langit Terasa lebih indah malam itu karena bulan purnama dengan sinarnya yang terang telah muncul setelah matahari tenggelam di garis cakrawala. Bintang pun terlihat di sana-sini seakan tidak ingin tertinggal akan indahnya Purnama. 
Tak kalah, kunang-kunang dengan cahayanya yang terang ingin ikut menyaksikan Purnama malam itu. Lampu-lampu malam itu padam seakan ingin meninggalkan tugasnya untuk menikmati sang Purnama datang. Semua seakan menikmati indahnya langit malam itu 
tapi tidak denganku, aku yang hanya seorang diri yang berharap Purnama itu datang, Tunggu! Bukan sang Purnama dengan cahaya yang menerangi malamku. Tapi sang Purnama yang aku impikan. Purnama yang selalu menerangi kegelapan jalanku yang buram! Purnama yang memeberiku kekuatan untuk bangkit. Kau, Purnamaku! Datanglah padaku, temaniku menikmati bulan purnama! Bahkan bintang, kunang-kunang dan lampu menikmati indahnya bulan purnama dengan teman-teman mereka. Apa kau tidak merasa iba padaku setelah apa yang kau lakukan padaku wahai Purnama? Kau membuatku selalu memikirkanmu, hingga aku selalu melakukan hal bodoh yang dapat membuatku malu! Dalam kesendirianku menatap rembulan itu, aku selalu berulang kali berpikir 'seandainya' aku lelah dengan kata itu, tapi aku tak bisa enyahkan kata itu dari pikiranku! Ku mohon, janganlah menyiksaku dengan perlakuanmu yang tak wajar wahai Purnama. Ku mohon!?
Hanya sekedar cerpen, rekayasa, dan bukan kejadian nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar